Blangpidie (Antaranews Aceh) - Rumah Sakit Umum Teuku Peukan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sejak awal Februari 2018 tidak ada dokter spesialis mata, menyusul telah berakhirnya perjanjian kerjasama, sehingga sejumlah pasien terpaksa menunda pengobatan.
Direktur RSU Teuku Peukan Kabupaten Abdya, Adi Arlanda Muda di Blangpidie, Senin membenarkan bahwa rumah sakit yang ia pimpin itu untuk sementara ini tidak ada dokter mata, sehingga untuk sementara waktu pelayanan mata di rumah sakit itu ditiadakan.
"Dokter mata kosong. Untuk sementara waktu pelayanan mata ditiadakan. Nanti kami sampaikan ke dokter-dokter Puskesmas agar rujukan tidak lagi ke RSUTP, tetapi langsung ke Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh," jawabnya.
Ia berkata, kekosongan dokter mata di Rumah Sakit Teuku Peukan itu terjadi mulai awal Januari 2018, lantaran perjanjian kerjasama dengan staf medik fungsional mata Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh telah berakhir.
"Sekarang masih dalam proses perpanjangan. Jadi, untuk saat ini belum ada jawaban dari Staf Medik Fungsional mata RSUZA Banda Aceh. Jadi, untuk sementara waktu ini kita tunggu jawabannya," katanya.
Akibat kekosongan dokter mata di RSU Teuku Peukan, membuat salah seorang pasien warga Kecamatan Lembah Sabil, terpaksa menunda untuk mengobati penyakit mata yang dideritanya.
"Saya jauh-jauh datang dari Lembah Sabil, mau berobat mata ke RSUTP ini. ternyata sudah tidak ada dokter mata, terpaksa saya pulang dan menunda pengobatan," keluh Budiyamin.
Hal senada juga disampaikan keluarga pasien lainnya, Adi. Ia mengaku keluarganya terpaksa harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien karena di Abdya tidak ada dokter yang menangani masalah mata.
"Kebutulan keluarga kami kenak musibah di mata sebelah kiri saat berolahraga, kami bawa ke Puskesmas terdekat ternyata tidak bisa ditangani, kemudian dirujuk ke RSUTP Abdya, ternyata disana juga tidak ada dokter mata, sehingga terpaksa kami bawa ke rumah sakit Meulaboh," tuturnya.
Menurut informasi, selain dokter specialis mata, dokter spesialis paru-paru, dan dokter yang menangani penyakit kulit, kelamin di rumah sakit bantuan Korea Selatan itu juga mengalami kekosongan.
"Bukan dokter mata saja, tapi specialis kulit, dan paru-paru sudah lama kosong di rumah sakit ini," ujar keluarga pasien lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
Direktur RSU Teuku Peukan Kabupaten Abdya, Adi Arlanda Muda di Blangpidie, Senin membenarkan bahwa rumah sakit yang ia pimpin itu untuk sementara ini tidak ada dokter mata, sehingga untuk sementara waktu pelayanan mata di rumah sakit itu ditiadakan.
"Dokter mata kosong. Untuk sementara waktu pelayanan mata ditiadakan. Nanti kami sampaikan ke dokter-dokter Puskesmas agar rujukan tidak lagi ke RSUTP, tetapi langsung ke Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh," jawabnya.
Ia berkata, kekosongan dokter mata di Rumah Sakit Teuku Peukan itu terjadi mulai awal Januari 2018, lantaran perjanjian kerjasama dengan staf medik fungsional mata Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh telah berakhir.
"Sekarang masih dalam proses perpanjangan. Jadi, untuk saat ini belum ada jawaban dari Staf Medik Fungsional mata RSUZA Banda Aceh. Jadi, untuk sementara waktu ini kita tunggu jawabannya," katanya.
Akibat kekosongan dokter mata di RSU Teuku Peukan, membuat salah seorang pasien warga Kecamatan Lembah Sabil, terpaksa menunda untuk mengobati penyakit mata yang dideritanya.
"Saya jauh-jauh datang dari Lembah Sabil, mau berobat mata ke RSUTP ini. ternyata sudah tidak ada dokter mata, terpaksa saya pulang dan menunda pengobatan," keluh Budiyamin.
Hal senada juga disampaikan keluarga pasien lainnya, Adi. Ia mengaku keluarganya terpaksa harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien karena di Abdya tidak ada dokter yang menangani masalah mata.
"Kebutulan keluarga kami kenak musibah di mata sebelah kiri saat berolahraga, kami bawa ke Puskesmas terdekat ternyata tidak bisa ditangani, kemudian dirujuk ke RSUTP Abdya, ternyata disana juga tidak ada dokter mata, sehingga terpaksa kami bawa ke rumah sakit Meulaboh," tuturnya.
Menurut informasi, selain dokter specialis mata, dokter spesialis paru-paru, dan dokter yang menangani penyakit kulit, kelamin di rumah sakit bantuan Korea Selatan itu juga mengalami kekosongan.
"Bukan dokter mata saja, tapi specialis kulit, dan paru-paru sudah lama kosong di rumah sakit ini," ujar keluarga pasien lainnya.
Editor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018