Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Sebanyak 30 guru Matematika dan 30 guru Fikih yang berasal dari Madrasah Aliyah se Aceh mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) di Aula Balai Diklat Keagamaan (BDK) Aceh, Senin.
 
Kegiatan yang berlangsung mulai 19 hingga 24 Februari 2018 tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Aceh Salman Al Farisi.

Salman Al Farisi dalam sambutannya saat membuka acara mengatakan pola pembentukan sikap dan akhlak siswa saat ini sudah sangat memprihatinkan. Di mana seorang siswa sudah berani untuk membentak gurunya sendiri. Padahal perbuatan tersebut sangat dilarang di dalam dunia pendidikan.

"Hal ini perlu dipertanyakan. Ada apa dengan pendidikan kita sekarang"" Tanya Salman.

Oleh karena itu, kata dia, tugas guru tak hanya sekedar mengajar untuk melepaskan tanggung jawab. Selain itu juga harus bisa membentuk karakter siswa agar menjadi anak manusia yang berakhlakul karimah.

"Sebagai agen perubahan, guru juga dituntut untuk menjadi teladan bagi ASN yang lain. Karena guru itu adalah orang yang digugu dan ditiru," tukas Salman Al Farisi.

Sebelumnya, Ketua Panitia Diklat Abdus Salam dalam laporannya menyampaikan bahwa pemanggilan peserta diklat untuk tahun 2018 ini akan mengacu kepada SIM Diklat atau by name.

Ia juga meminta kepada para peserta agar menikmati suasana asrama dan ruang belajar apa adanya. Pasalnya sampai sekarang masih pinjam pakai gedung PSBB Banda Aceh.

"Di tahun 2018 ini sedang diupayakan adanya anggaran pembangunan gedung baru dari pemerintah pusat. Untuk lahannya telah di hibah oleh Pemerintah Aceh dengan luas sekitar 10.7 hektar di Kuta Malaka, Aceh Besar," pungkas Abdussalam. 

Pewarta: M Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018