Memiliki keindahan alam pegunungan, menawarkan pesona kabut awan putih bersama hembusan udara sejuk menjadikan Kabupaten Aceh Tengah dikenal sebagai daerah tujuan wisata paling diminati di wilayah Provinsi Aceh.

Bentangan biru Danau Lut Tawar yang mencurahkan keanggunannya melengkapi keindahan panorama permai alam negeri menebarkan kedamaian tersendiri bagi siapa saja yang mengunjungi daerah berjuluk "Negeri Antara" ini.

Berada pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, di kawasan pegunungan dataran tinggi Gayo seperti sebuah negeri di atas awan. Daerah ini bahkan kerap disebut-sebut sebagai kepingan tanah surga, karena alamnya yang cantik nan subur.

Banyak hal menarik untuk menjadi alasan mengunjungi daerah ini. Selain panorama alamnya yang elok, Kabupaten Aceh Tengah juga dikenal sebagai daerah penghasil kopi Arabica kualitas terbaik dunia.

Ada puluhan coffee shop yang menyebar di setiap sudut kota Takengon, Ibukota Aceh Tengah, untuk tempat bersantai sembari menikmati secangkir kopi bercitarasa tinggi.

Para penggemar kopi layak menjadikan daerah ini ke dalam daftar tempat-tempat yang harus dikunjungi untuk sekedar mengisi hari libur.

Jika beruntung, pengunjung dapat menjumpai aktivitas olahraga wisata paralayang sebagai salah satu cara menikmati panorama alam Takengon sembari terbang di langit-langit kota.

Belakangan olahraga yang memacu adrenalin ini kerap digelar untuk memeriahkan peringatan Hari Jadi Kota Takengon di setiap tahunnya.

Bagi masyarakat yang ingin mencoba, bisa dengan cara terbang tandem bersama para instruktur yang sengaja didatangkan dari luar daerah.

Pada peringatan HUT ke-441 Kota Takengon tahun ini, para pegiat olahraga paralayang yang tergabung dalam "Takengon Temerbang Paragliding Club" bekerjasama dengan Pemkab Aceh Tengah kembali menggelar pertunjukan terbang paralayang di langit-langit Kota Takengon.

Kegiatan tersebut dilangsungkan selama tiga hari, mulai 11 sampai 13 Maret 2018. Ketua Panitia, Roby, mengatakan pertunjukan paralayang ini juga bertujuan mendorong pengembangan wisata paralayang di Aceh Tengah, guna menarik kunjungan wisatawan.

Daerah ini, kata Roby, memiliki topografi pegunungan yang sangat cocok untuk pengembangan olahraga wisata parayalayang.

Panorama alam Kota Takengon yang cantik disandingkan dengan hamparan Danau Lut Tawar yang lokasinya tak jauh dari pusat Kota Takengon, diyakini menjadi nilai tambah untuk pengembangan wisata yang satu ini.

Apalagi jika melihat letak Kota Takengon yang berada tepat di tengah lingkaran perbukitan. Ada banyak lokasi ideal yang dapat dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas terjun paralayang.

Salah satunya adalah puncak Bur Lancuk Laweng yang berada di sisi selatan Kota Takengon. Jaraknya hanya empat kilometer dari pusat kota.
 
Seorang paralayang terbang dari puncak bukit Lancuk Laweng yang berjarak hanya 4 kilometer dari pusat kota Takengon dan mendarat di Lapangan Musara Alun Takengon, Selasa (13/3/2018). (Antara Aceh/Kurnia Muhadi)



Wisata paralayang


Terbang paralayang dengan terjun dari puncak bukit yang satu ini, menjanjikan panorama alam yang elok dipandang mata.

Instruktur terbang paralayang, Hendra Cimin yang sedang berada di Takengon mengatakan daerah ini memang sangat ideal untuk pengembangan olahraga wisata paralayang.

"Memang (paralayang) ini lebih ke olahraga wisata, tidak seperti olahraga pada umumnya. Takengon sangat potensi. Kalau ada banyak bukit pasti bisa para layang. Apalagi disini ada Danau Lut Tawar," tuturnya.

Takengon, kata dia, lebih potensial untuk pengembangan wisata paralayang karena memiliki panorama alam yang indah dan lokasi perbukitan yang tak jauh dari pusat kota.

Hendra Cimin juga mengaku sudah melihat tempat-tempat wisata paralayang yang ada di Tanah Air dan sebagian tempat bahkan tak memiliki banyak perbukitan jika dibandingkan dengan Kota Takengon.

"Kuncinya paralayang ini, Pemdanya mendukung atau tidak. Karena peralatannya mahal. Satu set parasut Rp50 juta sampai Rp80 juta," kata dia.

Hendra juga mengharapkan di Takengon segera terbentuk cabang olahraga Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) untuk dapat memberikan pelatihan terbang paralayang kepada masyarakat di sana.

Namun walau tergolong olahraga ekstrim, kata dia, paralayang sangat aman asalkan mengikuti prosedur yang telah ditentukan.

Warga Takengon, Satria Darmawan, mengaku dirinya bisa merasakan sensasi berbeda saat mencoba terbang paralayang.

Pemuda ini berkesempatan terbang tandem dengan instruktur paralayang yang didatangkan dari Padang, Sumatera Barat, untuk atraksi paralayang di Takengon dalam rangka peringatan HUT Kota Takengon tahun ini.

Menurut dia, olahraga tersebut layak untuk dikembangkan di kotanya guna menjadi daya tarik kunjungan wisatawan.

Hal senada juga diutarakan Bahgie Aramiko. Pemuda Takengon ini juga sudah mencoba terbang tandem bersama instruktur paralayang dari puncak Bur Lancuk Laweng dan mendarat di Lapangan Musara Alun Takengon.

Dia mengaku merasakan sensasi luar biasa saat adrenalin terpacu ketika melayang-layang di udara.

Pemuda ini juga berharap, olahraga paralayang dapat segera dikembangkan menjadi objek wisata andalan di Kota Takengon.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tengah, Munawar Khalil, kepada wartawan mengatakan pihaknya selama ini memang sudah melirik pengembangan wisata paralayang.

Rencana pengembangannya, kata dia, juga sudah terdaftar dalam buku besar rencana induk pengembangan destinasi wisata daerah Kabupaten Aceh Tengah tahun 2018.

"Hanya untuk lokasi saja yang belum kita tentukan. Kita memiliki banyak perbukitan dan nanti bisa dimana saja, kita pilih yang paling ideal," tutur dia.

Pihaknya, kata Munawar, nantinya juga akan menjalin kerjasama dengan sejumlah kampung wisata di Aceh Tengah untuk membentuk kelompok pemuda sadar wisata, agar tujuan pengembangan wisata daerah seperti salah satunya paralayang, dapat segera terwujud.
 

 

Pewarta: Kurnia Muhadi

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018