Banda Aceh (ANTARA) - Tim Technical Delegate (TD) KONI Pusat bersama Federasi Aero Sport Indonesia Daerah dan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Aceh Besar mensurvei arena Paralayang PON XXI Aceh-Sumut tahun 2024 di kawasan Kabupaten Aceh Besar.
"Rombongan Technical Delegate dari KONI Pusat telah berkunjung ke Aceh untuk meninjau beberapa arena, khususnya untuk meninjau arena paralayang yang berlokasi di Bukit Lambirah Taman Rusa Gampong Lamtanjong Kecamatan Suka Makmur," kata Tim Technical Delegate (TD) Paralayang PON XXI Aceh 2024 Wahyuda di Lamtanjong, Aceh Besar, Rabu.
Ia menjelaskan Taman Rusa merupakan calon lokasi pelaksanaan kegiatan cabang olahraga paralayang untuk PON Aceh 2024.
"Kami bersama pengurus Fasida Aceh dan Fasikab Aceh Besar melihat langsung tempat mendarat, baik itu untuk croos country maupun akurasi (ketepatan mendarat) dan juga tempat take off," katanya.
Ia mengatakan dari hasil kunjungan ke Aceh khususnya ke kawasan Aceh Besar akan disampaikan Pengurus Besar PON. Di mana survei tersebut tidak hanya untuk persiapan PON, tapi untuk pengembangan paralayang di Aceh khususnya Aceh Besar setelah kegiatan PON 2024.
Ia berharap lokasi Taman Rusa bisa dipergunakan untuk kegiatan paralayang, selain bisa dipakai untuk pengembangan prestasi para atlet Paralayang, lokasi tersebut nantinya juga dapat dikembangkan bagi industri pariwisata.
"Lokasi Taman Rusa sangat indah, bila itu bisa dikembangkan otomatis pertumbuhan ekonomi di masyarakat setempat akan tumbuh," katanya.
Wakil Ketua Fasida Aceh Muhibuddin Ibrahim yang saat ini juga menjabat Ketua Umum Federasi Aero Sport Indonesia Kabupaten (Fasikab) Aceh Besar Muhibuddin Ibrahim (Ucok Sibreh) mengatakan sebelumnya Fasida Aceh dan Fasikab Aceh Besar pernah menawarkan dua alternatif kepada KONI Pusat yaitu kelas kecepatan mendarat lokasinya di Ladong dan Taman rusa untuk kelas croos country.
"Kami memilih taman rusa untuk dijadikan arena paralayang PON, karena lokasinya bisa digunakan untuk kedua kategori paralayang. Kenapa tidak di Ladong, karena di sana landing tidak memenuhi kriteria untuk paralayang," demikian Muhibuddin Ibrahim.