Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Kerapu merupakan jenis ikan yang biasanya hidup di karang-karang telah menjadi primadona, karena paling sering dicari oleh nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh.
"Produksi perikanan tangkap kita, 13.976 ton lebih di tahun 2017. Dan ikan kerapu menempati urutan teratas," ujar Kepala Unit Pelaksanan Teknis Daerah PPS Lampulo, Aliman di Banda Aceh, Jumat.
Ia menyebut, total produksi ikan berbentuk tubuh pipih dengan rahang atas dan bawah dilengkapi gigi yang lancip dan kuat yaitu sebanyak 1.160, 74 ton.
Dari jumlah total produksi ikan tersebut, lanjut dia, pihaknya telah membagi ke dalam dua jenis yakni kerapu sunu tercatat 605,47 ton atau rata-rata 50,45 ton per bulan.
Lalu ikan kerapu macan yang diproduksi sebanyak 555,27 ton atau rata-rata 46,27 ton per bulan, dari total 60 jenis ikan dihitung pihaknya sehari-hari di PPS Lampulo.
"Memang banyak, jenis ikan kerapu ini di perairan Indonesia. Tetapi lazimnya ditemukan oleh nelayan kita di Aceh yang melaut hingga Samudera Hindia, baru dua jenis kerapu itu," katanya.
Sedangkan ikan tenggiri yang lebih suka menghabiskan hidupnya dengan cara bergerombol di laut, terang Aliman, berada di tempat ketiga dengan produksi 528,17 ton lebih.
Kemudian diikuti dengan jenis ikan kwee sebanyak 511,64 ton lebih, dan ikan kakap berjumlah sekitar 478,69 ton lebih atau rata-rata 39,89 per bulan.
Data Syahbandar setempat tahun 2017 menyebut, terdapat 359 unit kapal perikanan dengan alat tangkap 261 kapal diantaranya menggunakan pukat cincin dan 98 pancing.
"Nelayan di sini (Lampulo), mendapatkan ikan berukuran besar tersebut umumnya dengan cara di pancing," jelas dia.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf tahun lalu mengaku, potensi di sektor perikanan selama ini masih belum tergarap secara maksimal.
Padahal, lanjut Irwandi, tiga sisi di provinsi ini berbatasan langsung dengan laut. Sehingga menjadikan Aceh, sebagai salah satu kawasan yang memiliki sumberdaya kelautan yang sangat besar.
"Hal ini wajar, mengingat Aceh memiliki luas kawasan laut mencapai 295 ribu kilometer per segi dengan panjang garis pantai mencapai 2.666 kilometer," sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Produksi perikanan tangkap kita, 13.976 ton lebih di tahun 2017. Dan ikan kerapu menempati urutan teratas," ujar Kepala Unit Pelaksanan Teknis Daerah PPS Lampulo, Aliman di Banda Aceh, Jumat.
Ia menyebut, total produksi ikan berbentuk tubuh pipih dengan rahang atas dan bawah dilengkapi gigi yang lancip dan kuat yaitu sebanyak 1.160, 74 ton.
Dari jumlah total produksi ikan tersebut, lanjut dia, pihaknya telah membagi ke dalam dua jenis yakni kerapu sunu tercatat 605,47 ton atau rata-rata 50,45 ton per bulan.
Lalu ikan kerapu macan yang diproduksi sebanyak 555,27 ton atau rata-rata 46,27 ton per bulan, dari total 60 jenis ikan dihitung pihaknya sehari-hari di PPS Lampulo.
"Memang banyak, jenis ikan kerapu ini di perairan Indonesia. Tetapi lazimnya ditemukan oleh nelayan kita di Aceh yang melaut hingga Samudera Hindia, baru dua jenis kerapu itu," katanya.
Sedangkan ikan tenggiri yang lebih suka menghabiskan hidupnya dengan cara bergerombol di laut, terang Aliman, berada di tempat ketiga dengan produksi 528,17 ton lebih.
Kemudian diikuti dengan jenis ikan kwee sebanyak 511,64 ton lebih, dan ikan kakap berjumlah sekitar 478,69 ton lebih atau rata-rata 39,89 per bulan.
Data Syahbandar setempat tahun 2017 menyebut, terdapat 359 unit kapal perikanan dengan alat tangkap 261 kapal diantaranya menggunakan pukat cincin dan 98 pancing.
"Nelayan di sini (Lampulo), mendapatkan ikan berukuran besar tersebut umumnya dengan cara di pancing," jelas dia.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf tahun lalu mengaku, potensi di sektor perikanan selama ini masih belum tergarap secara maksimal.
Padahal, lanjut Irwandi, tiga sisi di provinsi ini berbatasan langsung dengan laut. Sehingga menjadikan Aceh, sebagai salah satu kawasan yang memiliki sumberdaya kelautan yang sangat besar.
"Hal ini wajar, mengingat Aceh memiliki luas kawasan laut mencapai 295 ribu kilometer per segi dengan panjang garis pantai mencapai 2.666 kilometer," sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018