Sabang (Antaranews Aceh) - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengaku, keberadaan Panglima Laot atau lembaga adat laut yang diakui Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) dapat memperkuat ekosistem laut provinsi paling ujung barat Sumatera.

"Panglima laot merupakan persekutuan masyarakat untuk memperkuat ekosistem laut Aceh," kata Gubernur Aceh Irwandi Yusuf melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Politik Abdul Karim saat membuka "Festival Khanduri Laot" atau kenduri laut di Dermaga Container CT-3 BPKS Sabang, Sabtu.

"Masa orde baru keberadaan lembaga adat laut sempat hilang dan ketika lahir UUPA Panglima Laot mendapat pengakuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pemerintah Aceh," sambungnya.

Pasca perjanjian damai antar Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) atau penandatanganan memorandum of understanding (MoU) di Helsinki, Finlandia, Panglima Laot diakui keberadaannya dalam Undang-Undang No 11 tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) sebagaimana disebutkan pada pasal 98-99 dan pasal 162 ayat (2) huruf e).

Kemudian, keberadaan Panglima Laot tersebut dijabarkan kedalam Qanun Aceh No. 9 Tahun 2008 tentang pembinaan kehidupan adat dan adat istiadat, dan Qanun Aceh No. 10 tahun 2008 tentang lembaga adat.

Selain itu katanya, Panglima Loat merupakan persekutuan masyarakat adat dan beperan aktif menjaga kelestarian ekosistem kelautan laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Panglima laot itu perpanjangan tangan pemerintah untuk menjaga ekosistem laut dan mediator dalam penyelesaian permalahan nelayan," kata dia.

"Budaya khanduri laot tidak bisa dipisahkan dari nelayan dan Festival Khanduri Laot menjadi nilai tambah dalam mempromosikan industri pariwisata Aceh," ujarnya.

Pemerintah Kota Sabang mengelar "Fertival Khanduri Laot" dari, 27 April sampai 01 Mei 2018 untuk mempromosikan budaya masyarakat pesisir agar kunjungan wisatawan terus meningkat ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

"Festival khanduri laot baru pertama kali diselenggarakan secara serentak di Kota Sabang dan ini akan menjadi even tahunan Pemerintah Kota Sabang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan," kata Wali Kota Sabang Nazaruddin.

Walikota menyatakan, khanduri laut sudah menjadi budaya masyarakat pesisir dan sebagai wujud syukur atas hasil yang selama ini dipeloreh di laut.

Festival khanduri laot menampilkan sejumlah atraksi seni budaya masyarakat pesisir diantaranya, atraksi melaut atau labuh pukat di teluk Sabang, sajian kuah beulangong (kuliner khas Aceh) dan pentas pesona budaya masyarakat paling ujung barat Sumatera.

Di lokasi pengelaran Ferstival Khanduri Laot terlihat wisatawan asing yang antusias menyaksikan penampilan seni tradisional Aceh yang dimainkan sekelompok kaula muda asal kepulauan paling ujung barat Indonesia.

Ada pun rangkaian Festival Khanduri Laot, menampilkan sejumlah produk kreatifitas hasil karya masyarakat pesisir di Dermaga CT-3 BPKS Sabang.

Kemudian, zikir akbar, khanduri untuk Aulia 44 keramat dan anak yatim serta dialog budaya sekaligus silaturrahmi antar Panglima Laot (Panglima Loat) atau lembaga adat laut se-Aceh.
 

Pewarta: Irman Yusuf

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018