Idi (Antaranews Aceh) - Ratusan warga dari Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, unjuk rasa ke Kantor DPRK setempat di Idi, Senin, dan menunut agar sumur minyak dikelola secara mandiri dalam bentuk koperasi yang diawasi pemerintah.

Koordinator aksi, Saifullah alias Pon Kleng menyatakan, sumur minyak tersebut sudah menjadi mata pencaharian warga di Kecamatan Ranto Peureulak, sehingga pemerintah perlu memberi izin agar bisa menjadi sumber ekonomi masyarakat.

Selain itu, massa juga minta agar tragedi ledakan dan terbakarnya sumur minyak di Desa Pasir Putih, Ranto Peurulak, yang menwaskan 23 jiwa menjadi bencana daerah.

"Kami juga minta agar tiga warga yang ditahan pihak kepolisian pascakebakaran sumur minyak untuk diberikan penangguhan penahanan," kata Pon Kleng.

Terkait permintaan pekerja tambang minyak untuk melanjutkan pengelolaan sumur minyak, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur, akan segera melaporkan ke Gubernur Aceh dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI di Jakarta.

"Kami sudah membangun komunikasi dengan berbagai pihak agar sumur-sumur minyak ini dapat dikelola kembali oleh masyarakat, namun untuk sementara bersabar dulu menunggu kebijakan dari pimpinan,? kata Bupati H Hasballah HM Thaib atau Rocky dalam beraudiensi dengan perwakilan massa Ruang Rapat B DPRK Aceh Timur.

Dijelaskan, ledakan dan kebakaran sumur minyak di Desa Pasir Putih, Rabu (25/4) merupakan bencana daerah yang telah mengakibatkan 23 orang meninggal dinia dan 35 orang masih kritis.

"Agar ledakan dan kebakaran serupa tidak terulang kembali, maka kedepan pemerintah akan mencari solusi dengan berbagai instansi terkait, termasuk PT Pertamina sebagai BUMN, sehingga pengelolaan minyak mentah itu tidak lagi membahayakan masyarakat," kata Rocky.

Pemerintah sangat mengetahui persis kondisi di Kecamatan Rantau Peureulak, namun perlu diketahui bahwa ledakan dan kebakaran tersebut sebuah teguran dan kehendak Allah SWT.

"Muda-mudahan tragedi ini menjadi pelajaran berhargai bagi kita semua dan kedepan pemerintah akan mencari yang terbaik untuk masyarakat disana," terang Rocky.

Dalam kesempatan itu, hadir juga Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro, Ketua DPRK Aceh Timur Marzuki Ajad, Kasdim 0104/Aceh Timur, Sekda Aceh Timur M. Ikhsan Ahyat, para kepala SKPK terkait serta pejabat lainnya.

Usai beraudiensi, kemudian Pon Kleng bersama massa membubarkan diri secara tertib dan kembali ke Ranto Peureulak.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018