Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Sejumlah petani mengeluhkan akibat cukup sulit dalam mendapatkan bibit jagung berkualitas di pasaran, terutama di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh.

"Kalau bibit (jagung) berkualitas, bukan permasalahan baru bagi petani di Agara (Aceh Tenggara)," kata Abdurrahman, Ketua kelompok tani melalui sambungan telepon di Banda Aceh, Jumat.

Bahkan, lanjut dia, bibit tanaman pangan jenis jagung merupakan bantuan pemerintah kepada kelompok tani setempat setiap tahun, memiliki kualitas yang sagat rendah.

Hal tersebut mayoritas telah dirasakan petani jagung di Aceh Tenggara, ketika mereka menanam yang memakan waktu tiga bulan lebih untuk sekali panen dengan hasil produksi jauh menurun.

Data terakhir Dinas Pertanian Aceh Tenggara menyebut, luas tanaman pangan jenis jagung di wilayah tersebut sekitar 16.679 hektare, dan mampu memproduksi total 220 ribu ton per tahun.

"Mungkin ini ulah pedangang, karena mereka ingin mendapatkan keutungan jauh besar dari bibit jagung yang dibeli oleh petani. Mereka rela mengoplos, dan memasok ketingkat pengecer," ujarnya.

"Sementara upaya pengawasan yang dilakukan pemerintah daerah, minim sekali. Terutama dalam melindungi petani, khususnya jagung," ungkap Abdurrahman.

Hamidin (45), petani jagung di Kecamatan Babul Rahmah, Aceh Tenggara, meminta pihak terkait agar lebih serius memperhatikan nasib dan kebutuhan bagi para petani setempat.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, Aceh Tenggara merupakan kabupaten nomor lima berhasil mengentaskan kemiskinan di Aceh, cuma karena merupakan sentra produksi jagung. Dalam satu hektare lahan, petani sanggup memproduksi 7,2 ton.

"Saat ini, bibit jagung sangat sulit didapat. Bahkan bisa kita bilang langka, terutama di daerah seberang Sungai Alas, seperti Lawe Alas, Tanoh Alas, Babul Rahmah dan Leuser," terangnya.

Padahal di tahun 2016, Kementerian Pertanian menjadikan Aceh Tenggara untuk mendorong pengembangan budidaya jagung hibrida demi mendukung target pemerintah dalam program 3 juta hektare lahan jagung di Indonesia pada 2017.

Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan, Mukti Sardjono mengatakan, wilayah Aceh Tenggara memiliki luas areal tanaman jagung sebesar 30.000 hektare.

Ia menyebut, di daerah itu rata-rata dapat memproduksi 7,2 ton jagung per hektare. Setiap hari, lanjutnya, sekitar 75 hektare lahan di Aceh Tenggara panen jagung dengan produksi sekitar 540 ton.

"Dengan harga jagung Rp3.200 per kilogram, maka menghasilkan Rp1,7 miliar per hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa jagung merupakan salah satu penggerak utama ekonomi di Aceh Tenggara," ujar Mukti.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018