Redelong (Antaranews Aceh) - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dijadwalkan berkunjung ke Kabupaten Bener Meriah dalam rangka menghadiri acara "Mengenang Perjuangan Radio Rimba Raya" sebagai tonggak sejarah bangsa yang memiliki peran besar dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di masa lalu.

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Bener Meriah, Irmansyah, yang sekaligus menjadi Ketua Panitia kegiatan tersebut, kepada wartawan, Minggu, mengatakan bahwa Menhan Ryamizard sudah dipastikan akan ikut menghadiri kegiatan tersebut yang akan dipusatkan di lokasi Monumen Perjuangan Radio Rimba Raya di Kampung Rimba Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, pada 4 Juli mendatang.

“Kami sudah mendapatkan konfirmasi dari TU pimpinan Menhan RI bahwa Bapak Menteri sudah dipastikan hadir ke Bener Meriah," tutur Irmansyah.

Irmansyah turut mengajak seluruh lapisan masyarakat di Dataran Tinggi Gayo untuk ikut serta menyukseskan kegiatan tersebut dalam rangka mengenang kembali peran dan sejarah perjuangan Radio Rimba Raya.

Kegiatan tersebut, kata Irmansyah, tidak membatasi siapapun yang ingin datang untuk ikut menyaksikan seluruh rangkaian acara yang telah dipersiapkan panitia.

Berbagai rangkaian acara seperti teatrikal perjuangan Radio Rimba Raya, pembacaan puisi, serta pemutaran film dokumenter tentang radio perjuangan tersebut dapat disaksikan langsung oleh masyarakat yang hadir nantinya.

Dijelaskan bahwa Radio Rimba Raya pernah mengudara di belantara hutan dalam wilayah Kabupaten Bener Meriah pada masa lalu sebagai media siaran yang gencar menyuarakan perjuangan rakyat Indonesia pada agresi militer Belanda.

Radio ini tercatat sebagai satu-satunya media siaran di tanah air saat itu yang tidak mampu dilumpuhkan oleh serdadu penjajah, hingga akhirnya melalui siaran yang dipancarkan ke sejumlah negara mempergunakan tujuh bahasa mengabarkan bahwa Indonesia masih ada.

Lengkapnya seperti yang tercatat oleh sejarah, Radio Rimba Raya saat itu menyiarkan pernyataan yakni "Republik Indonesia masih ada, pemimpin republik masih ada, tentara republik masih ada, pemerintahan republik masih ada, wilayah republik masih ada, dan di sini adalah Aceh".

Dampak dari siaran tersebut disebut sangatlah krusial, yakni untuk mematahkan propaganda Belanda di mata dunia yang saat itu menyatakan bahwa republik telah takluk. 
 

Pewarta: Kurnia Muhadi

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018