Blangpidie (Antaranews Aceh) - Satuan polisi Pamong Praja yang piket di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Barat Daya (Abdya) tiap hari terpaksa bawa nasi bungkus dari rumahnya, karena pihak RSUD setempat tidak menyediakan kosumsi buat mereka.

Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban (Trantip) Abdya, Hamdi di Blangpidie, Sabtu, mengatakan, jumlah personil Satpol PP yang bertugas untuk menjaga keamanan di RSUD Teuku Peukan  sebanyak 26 orang terbagi dalam tiga regu.

"Setiap personil dalam regu itu, mereka tiap hari terpaksa bawa nasi bungkus dari rumahnya saat bertugas piket di RSUD Teuku Peukan, karena pihak rumah sakit tidak menyediakan makan minum untuk mereka," ungkap Hamdi saat ditanyakan.

Hamdi berkata, seharusnya pihak RSUD Teuku Peukan menyediakan biaya makan minum dan ekstra poding untuk petugas piket, karena penempatan personil di rumah sakit umum daerah tersebut dilakukan atas permintaan pihak RSUD.

"Anggota piket di sana sudah pernah ngadu ke kita terkait biaya makan minum ini. Berhubung di kantor kita tidak tersedia anggaran makan, maka kita sudah pernah sampaikan keluhan petugas itu ke RSUD namun belum diresponnya," ungkap dia.

Ia juga mengatakan, sebanyak 26 personil Satpol PP yang ditugaskan untuk menjaga kemanan dan ketertiban di rumah sakit umum daerah tersebut sudah berlangsung sekitar empat bulan, yakni sejak Maret hingga Juli 2018 ini.

"Bagaimana mereka harus beli nasi, sementara gajinya cuma Rp1,1 juta/bulan. Jadi, mereka terpaksalah tiap pergi bertugas piket bawa nasi dari rumah mereka masing-masing untuk bekal makan siang dan malam," ujarnya.

Kabid Trantip Satpol PP Abdya ini berharap, pihak RSUD Teuku Peukan dapat memperhatikan kebutuhan personil yang bertugas di komplek rumah sakit tersebut, sehingga kinerja mereka dalam menjaga keamanan dan ketertiban bisa lebih meningkat lagi.

"Saat bulan ramdhan dulu pihak RSUD ada menyediakan makan minum untuk saur dan berbuka puasa. Tapi setelah lebaran Idul Fitri tiba ngak di sediakan lagi," ujarnya.

Kepala Tata Usaha (KTU) RSUD Abdya, Raudhatinur saat dikonfirmasi membenarkan bahwa petugas Satpol PP yang tugas piket di komplek rumah sakit tidak disediakan biaya makan lantaran di RSUD tidak tersedianya anggaran.    

"Terus jika kami plotkan anggaran, mereka belum seutuhnya bertugas di sini. Terus mereka hanya pekerja yang kita minta pada Satpol pp untuk menjaga rumah sakit.  Makanya kami tidak bisa berikan fasilitas apapun, tidak ada dasar," ujarnya.

Raudha mengakui, pihak RSUD Teuku Peukan sebelumnya meminta petugas Sapol PP pada intansinya untuk ditugaskan menjaga keamanan dan ketentraman di komplek rumah sakit.

"Kalau fasilitas mereka otomatis mereka inikan sebagai tenaga kerja di sana. Cuma tenaga mereka yang kami minta di sini. Kalaupun misalnya mereka kami bayar jatah, hanya dengan jasa pelayanan," ujarnya.   

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018