Bandung (Antaranews Aceh) - Puluhan aparat desa dari Kecamatan Seunuddon dan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, yang mengikuti bimbingan teknis di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), meninggalkan daerah itu dan bergeser ke Bandung, Jawa Barat karena takut terjadi gempa susulan.

Ketua Forum Keuchik (Kepala desa) Kecamatan Seunuddon, Amiruddin, Rabu membenarkan, bahwa pihaknya telah meninggalkan Lombok karena khawatir terhadap keselamatan para peserta.

“Kami meninggalkan Lombok pada Selasa (7/8) malam, setelah adanya koordinasi antara panitia kegiatan dan peserta bimtek dengan alasan keselamatan para peserta bimtek,” kata Amiruddin.

Dikatakan, pihaknya telah tiba di Lombok pada Minggu (5/8) petang melalui Bandar Udara Internasional Lombok, setelah sempat transit di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, usai take off dari Bandara Internasional Kualanamu di pagi hari yang sama.

"Selama berada dua hari di Lombok, kami juga telah mengunjungi sebuah desa adat, menurut saya ini sebuah desa unik karena mempertahankan adat dan budaya mereka hingga saat ini, dari sini kita bisa mengambil sebuah pelajaran penting," ujar Amiruddin.

Selain mengunjungi desa adat, pihaknya juga sempat mendapat bimbingan selama berada di sana, meski tidak berjalan maksimal mengingat daerah itu sedang dilanda bencana. 

Atas dasar itu peserta meninggalkan Lombok lewat Bandara Lombok Praya menuju Bandung melalui sebuah maskapai penerbangan, guna melanjutkan sisa kegiatan agar lebih nyaman dan aman yang semestinya berlangsung di Lombok.

Dijelaskan, pihaknya berencana akan mengikuti kegiatan selama beberapa hari di Lombok bersama dengan para peserta dari Kecamatan Baktiya, yang tiba beberapa jam kemudian setelah peserta dari Seunuddon berada di sana.

“Namun beberapa saat setelah kami tiba di Lombok dan menginap di salah satu hotel untuk beristirahat, tiba-tiba terjadi gempa yang cukup dahsyat sehingga menimbulkan kepanikan bagi kami dan para warga setempat,” ujarnya.

Belakangan diketahui gempa bumi bermagnitudo 7 itu menyebabkan kerusakan cukup parah dan menimbulkan banyak korban jiwa serta luka-luka, para wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara terus meninggalkan Lombok usai gempa.

Amiruddin mengatakan, selama masih berada di Lombok, peserta bimtek merasakan gempa susulan hingga tak terhitung jumlahnya, sehingga pihaknya terpaksa tidur di halaman depan hotel untuk menghindari reruntuhan jika bangunan roboh.

Karena sedang dilanda bencana, peserta bimtek dan panitia acara menyepakati untuk meninggalkan Lombok dengan alasan keselamatan, sehingga sisa kegiatan tersebut dipindahkan ke Bandung, Jawa Barat.

Seorang peserta bimtek lainnya mengatakan, awalnya mereka ingin meninggalkan Lombok pada Senin, tetapi para penumpang di berbagai maskapai penerbangan yang ada di sana telah penuh, sehingga ditunda dan hanya peserta dari Kecamatan Baktiya yang berhasil keluar dari sana untuk menuju Bandung hari itu juga.

Panitia pelaksana kegiatan, Rafi mengatakan, para peserta bimtek berjumlah 96 orang terdiri dari keuchik dan perangkat desa akan mengikuti kegiatan lanjutan di Bandung selama empat hari tiga malam.

“Kemarin (Selasa) sebagian besar peserta bimtek yang lebih duluan tiba di Bandung sudah mengunjungi Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Bandung. Di desa ini peserta mendengar presentasi soal keberhasilan dalam tata kelola keuangan desa termasuk BUMDes desa setempat,” sebut Rafi.

Ditambahkan, hari ini para peserta mengikuti pelatihan mengenai Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 20 tahun 2018 tentang perubahan pengelolaan keuangan desa yang sebelemumnya diatur melalui peraturan nomor 113 tahun 2014, dengan pameteri yang dihadirkan dari pihak Kemendes.
 

Pewarta: Zubir

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018