Lhokseumawe (Antaranews Aceh) - Petani sawit di Aceh Utara, Provinsi Aceh, meminta pemerintah untuk segera turun tangan mengatasi anjloknya harga sawit.

Ketua Asosiasi Petani Sawit Kecamatan Langkahan dan Jamboe Aye, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Sayuti Ahmad, Jumat, mengatakan apabila harga sawit tidak kunjung stabil maka para petani terancam tidak mampu mengelola kebunnya dengan baik.

"Harga sawit di tingkat petani sekarang Rp1.000/kilogram. Oleh karena itu, Pemerintah harus turun tanggan untuk mengendalikan harga sawit, karena di daerah tersebut, umumnya masyarakat mengantungkan hidup dari hasil kebun sawit," ujar Sayuti.

Selain rendahnya harga sawit saat ini, lanjutnya, hasil produksi sawit juga sangat kurang, sehingga petani sawit menjadi semakin terjepit. Apalagi, biaya perawatan tanaman juga tinggi.

"Biaya yang timbul mengurus sawit cukup besar, mulai dari membeli pupuk, membabat semak dan biaya untuk panen, dengan harga yang sangat minim menyebabkan petani rugi besar karena pendapatan tidak sebanding dengan pengeluaran," ujar Sayuti.

Dia mengatakan luas kebun sawit milik masyarakat di Kecamatan Langkahan dan Jambo Aye mencapai 5.000 hektare dengan angka produksi sebanyak 500 ton per hari. TBS kemudian dipasok untuk memenuhi kebutuhan sejumlah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) seperti di Kuala Simpang, Langsa, dan Gandapura, Kabupaten Bireuen.

Untuk itu peran serta dari pemerintah daerah sangat diharapkan untuk mencari solusi supaya harga kelapa sawit tidak terus merosot dalam waktu lama.

"Sangat perlu peran aktif dari pihak pemerintah, seperti kita ketahui bahwa lahan sawit di Aceh Utara sangat luas, bayangkan bila harga sawit rendah berapa banyak kerugian yang diderita oleh petani sawit," katanya.
 

Pewarta: Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018