Takengon (Antaranews Aceh) - Gerakan Pemuda Ansor menggelar Upacara Pelepasan Tim Kirab Satu Negeri di titik kilometer nol bagian barat Indonesia, Sabang, Aceh, Minggu.

"Kita sebagai anak bangsa yang punya komitmen tentang empat pilar kebangsaan, yaitu NKRI, Pancasila, UUD 45, dan Bhinneka Tunggal Ika untuk menyuarakan agar NKRI tetap terjaga," kata Ketua Kirab Satu Negeri Zona Sabang Abdul Kharis Ma`mun, di Sabang.

Ia menjelaskan dalam kegiatan tersebut tim kirab menggelar mujahadah dan doa bersama untuk Indonesia, sekaligus upacara pelepasan tim kirab dari Kilometer Nol Sabang.

Dia juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk semakin menghargai kemajemukan dan keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia.

"Berbagai keragaman seperti suku, adat, agama, dan bahasa adalah kekayaan yang sangat berharga nilainya. Mari saling menghargai kemajemukan dan keberagaman bangsa Indonesia ini," katanya lagi.

Ia menyebutkan ada lima titik pulau terluar di Indonesia, yaitu Pulau Sabang, Rote, Miangas, Nunukan, dan Merauke.

"Dari lima titik tersebut kemudian berjalan menuju seluruh provinsi di Indonesia secara serentak. Kegiatan bertajuk Kirab Satu Negeri ini direncanakan acara puncak di alun-alun kidul Keraton Yogyakarta pada 26 Oktober 2018 yang akan dihadiri Presiden Jokowi," katanya lagi.

Di tempat terpisah Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutan tertulis yang dibacakan Ketua Pimpinan Wilayah Ansor Aceh Hasan Basri mengingatkan akan adanya ancaman dari sekelompok kecil orang yang ingin mengubah atau merusak konsensus kebangsaan.

Menurut dia, salah satu upaya antisipasi tersebut adalah Ansor menggelar Kirab Satu Negeri di 5 titik terdepan Indonesia, yaitu Merauke Papua, Rote NTT, Miangas Sulawesi Utara, Nunukan Kalimantan Utara, dan Sabang Aceh.

Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman yang diwakili Kesbangpol Banda Aceh turut menyampaikan orasi.

"Banda Aceh adalah adalah kota yang sangat toleransi dalam keberagaman, karena sampai saat ini tidak pernah terjadi serang menyerang antaragama, karena masyarakatnya sangat menghargai keberagaman," katanya pula.
 

Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018