Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mendukung langkah Polri memproses hukum para perusuh yang melakukan tindakan anarkis pada unjuk rasa tanggal 21-22 Mei sekaligus mengungkap aktor intelektualnya.
"GP Ansor mendukung upaya Polri menindak tegas para perusuh, mencari dalang kerusuhan, dan membawa mereka ke muka hukum. Upaya para perusuh jelas-jelas telah merusak dan mengancam bangunan demokrasi yang kita bangun," kata Yaqut di Jakarta, Selasa.
GP Ansor, kata Yaqut, menyesalkan adanya korban yang ditimbulkan akibat unjuk rasa berujung ricuh tersebut. GP Ansor juga memberikan dukungan kepada Polri dan lembaga yang berwenang untuk menuntaskan ricuh massa dan dampak yang ditimbulkan.
"Kita berdukacita mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan kerusakan atau kehilangan harta benda dalam kerusuhan itu. Kepada para perusuh dan aktor intelektual, mari sudahi cara berpikir picik agar tidak timbul korban selanjutnya," ujarnya.
Yaqut menilai Polri dan TNI telah bertindak profesional dalam penanganan aksi massa pada 21-22 Mei lalu. Adanya bukti awal penyelundupan senjata dari daerah ke Jakarta menjadi ancaman yang serius. Namun, Polri dan TNI bersikap profesional sehingga peristiwa itu tidak semakin membesar.
"Dengan sikap yang cepat dan tanggap, Polri juga menangkap mereka yang hendak melakukan ancaman pembunuhan terhadap para tokoh bangsa," ujarnya.
Menurut Yaqut, tindakan ancaman pembunuhan terhadap tokoh bangsa menjadi catatan serius bagi demokrasi Indonesia. Dia mengatakan, 21 tahun setelah reformasi demokrasi Indonesia memperoleh catatan yang positif, yakni pemilu sudah berjalan secara baik.
"Bahwa ada catatan dan evaluasi itu adalah keharusan, sampaikan aspirasi melalui jalur hukum itu kewajiban. Akan tetapi, melawan pemerintah dengan ancaman pembunuhan para tokoh bangsa adalah tindakan makar. Pada posisi ini Ansor berdiri pada garis yang tegas, yakni melawan upaya upaya makar," tandas Yaqut.
GP Ansor juga mengimbau kepada elit politik untuk berhenti mengembuskan isu negatif tentang pelaksanaan pemilu yang baru saja usai dan kembali membangun komunikasi untuk meredakan ketegangan.
"Di bulan baik, bulan Ramadhan ini sepatutnya ajakan komunikasi itu harus disambut dengan baik sehingga ketegangan di elit bisa mencairkan suasana di akar rumput," ujarnya.
Terlebih, lanjut dia, tindakan para perusuh sudah kehilangan momentum dengan respons masyarakat sipil yang memberikan dukungan moral kepada Polri.
"Kita bisa melihat banyak warga sipil termasuk anak-anak yang tidak rela negeri ini carut marut. Dengan berbesar hati mereka memberikan bingkisan dan bunga sebagai tanda simpati kepada aparat. Sepatutnya kita mencontoh tindakan terpuji mereka. Ini memperlihatkan para perusuh dan dalang kerusuhan sudah kehilangan momentum," kata Yaqut.