Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan, seluas 835 hektare hutan dan lahan di wilayah Aceh dalam keadaan telah hangus terbakar selama tiga bulan terakhir tahun 2018.

"Ada tambahan di Agustus 2018, sejumlah 487,5 hektare baik hutan dan lahan yang terbakar. Sehingga total menjadi 835 hektare di Aceh," ujar Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Jumat.

Ia mengatakan, kebakaran selama satu bulan terakhir tersebut sering terjadi pada kawasan hutan lindung Gunung Seulawah yang terletak di sejumlah gampong atau desa terutama di Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar dengan luas mencapai 468 hektare.

Petugas pemadaman kebakaran setempat cukup kesulitan dalam melakukan upaya penanganan titik api akibat kawasan pegunungan ini terdiri atas bukit, jurang yang dalam, dan terjal, serta tidak tersedia akses untuk menjangkau kobaran api.

"Jika kebakaran terjadi di pengunungan Seulawah, maka petugas cuma bisa memblokade agar api tidak meluas ke bagian lain. Seperti kebakaran di Gampong Palapa, Lembah Seulawah yang menghanguskan 200 hektare hutan lindung di pertengahan Agustus lalu," terangnya.

Sedangkan sisanya, lanjut dia, kebakaran hutan dan lahan seluas 19,5 hektare lagi terjadi di lima kabupaten, seperti Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Aceh Tengah, Aceh Barat, dan Aceh Tenggara.

Data pihaknya, selama periode Juni dan Juli 2018 tercatat seluas 347,12 hektare hutan dan lahan terbakar di delapan kabupaten di Aceh, dan terluas sekitar 181,12 hektare di antaranya di sumbang oleh Aceh Selatan.

"Lima daerah di Aceh itu, cuma dilaporkan saja terbakar. Tetapi ada juga daerah yang tidak melaporkan berapa luas hutan dan lahan terbakar di wilayahnya," kata Dadek.

Pemerintah Kabupaten Aceh Besar telah mewanti-wanti bahwa?kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Lembah Seulawah, termasuk kawasan yang cukup sulit dipadamkan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar menyatakan, titik api yang berada di lembah sangat rentan diterpa angin kencang. Apalagi jika?musim kemarau, dan mengakibatkan titik api cepat bertambah.

"Struktur pegunungan terjal, dan titik api berada jauh di lembah-lembah. Jika menggunakan selang Damkar, tidak sampai menjangkau lokasi. Belum lagi titik api juga terdapat di tengah hutan," kata Sekretaris BPBD Aceh Besar, Zainal Abidin.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018