Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat, sepanjang tahun ini hingga Agustus 2018 belum ada kegiatan ekspor/ impor dilayani oleh Pelabuhan Malahayati di Aceh Besar.

"Periode Januari sampai Agustus 2018, baik barang muat dan bongkar dari kegiatan ekspor/impor di Pelabuhan Malahayati masih nihil," kata Kepala BPS Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Selasa.

Ia melanjutkan, sepanjang tahun 2017 terdapat total 9.800 ton barang dimuat dari kegiatan ekspor lewat pelabuhan yang terletak di Kecamatan Krueng Raya, Aceh Besar.

Sedangkan jumlah barang di bongkar dari kegiatan impor di pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo I (Persero) berjumlah total 53.979 ton.

Padahal sejak Januari 2017, PT Pelindo I Cabang Malahayati telah ditetapkan pelabuhan terminal petikemas oleh Kementerian Perhubungan demi mendukung program tol laut digagas pemerintah.

Pelabuhan ini telah dilengkapi panjang dermaga 384 meter yang dapat menampung tiga kapal ukuran 100 meter dengan muatan 300 TEUs/peti kemas sekaligus, karena didukung alat bongkar muat satu unit "harbour mobile crane" (HMC), tiga unit "forklift", enam unit truk pengangkut peti kemas.

"Eksportir dan importir, lebih memilih pelabuhan di luar Malahayati karena satu dan berbagai hal," ucap Wahyudin.

General Manager PT Pelindo I Cabang Malahayati, Sam Arifin Wiwi mengatakan, sejak dua tahun terakhir pelabuhan ini sudah memiliki falisitas yang memadai untuk melakukan ekspor dan impor di Aceh.

"Fasilitas yang dimiliki Pelabuhan Malahayati sudah cukup memadai, namun hingga kini pengusaha wilayah Aceh belum memanfaatkannya," kata Sam.

Ia menyampaikan, para pengusaha di provinsi paling barat Sumatera itu belum melakukan ekspor maupun impor dari Pelabuhan Malayahati, padahal semua fasilitas pendukung sudah memadai.

Komisaris Utama PT Pelindo I (Persero) Refly Harun ketika mengujungi Pelabuhan Malahayati pekan lalu menyampaikan, pelabuhan ini merupakan pintu pertama tol laut di provinsi paling ujung Utara di Sumatera.

"Pelabuhan Malahayati adalah pintu pertama tol laut di Aceh," kata Refly.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018