Kabul (Antaranews Aceh) - Rusia secara diam-diam mengundang sekelompok politisi kawakan Afghanistan untuk mengadakan pembicaraan dengan Taliban di Moskow, kata sumber, Jumat.

Langkah Rusia itu melewati pemerintahan Presiden Ashraf Ghani dan membuat marah pejabat di Kabul, yang mengatakan hal itu dapat mengacaukan upaya perdamaian, yang didukung Amerika Serikat.

Undangan itu, yang diserahkan dua bulan lalu oleh diplomat Rusia di Kabul, dipastikan kepada Reuters oleh enam dari delapan pemimpin, termasuk mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, atau pembantu mereka dan politisi terkemuka dengan hubungan kepada pemerintahan Afghanistan.

Kedutaan besar Rusia di Kabul menolak berkomentar.

Rusia pada Agustus mengusulkan penyelenggaraan pembicaraan perdamaian di Moskow dan mengundang 12 negara dan Taliban untuk menghadiri pertemuan puncak sebulan kemudian. Tetapi, pertemuan tersebut ditunda setelah Ghani menolak undangan itu atas dasar bahwa pembicaraan dengan Taliban seharusnya dipimpin oleh pemerintah Afghanistan.

Amerika Serikat juga menolak untuk hadir. Kedutaan AS di Kabul menolak untuk berkomentar lebih lanjut.

Tiga pejabat senior Afghanistan mengatakan pemerintah tidak gembira bahwa Moskow mengajukan rencana-rencana untuk pembicaraan.

"Kami meminta Rusia membatalkan pertemuan puncak itu karena berbicara dengan Taliban di berbagai forum akan memperumit lagi proses perdamaian yang didukung AS, tapi mereka menolak permintaan tersebut," kata pejabat tinggi Afghanistan, yang mengadakan pembahasan dengan Rusia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Kamis, ia berharap dapat mengumumkan rincian konferensi itu "dalam waktu beberapa hari lagi".

Zakharova mengatakan kepada wartawan dalam taklimat bahwa tanggal dan daftar peserta sedang dirampungkan, tetapi Rusia ingin merasa yakin sebelum mengumumkan segala sesuatu ke masyarakat.

Pewarta: Antara

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018