Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Produksi sejumlah pabrik batu bata tradisional di Kabupaten Aceh Besar menurun menyusul hujan yang sering terjadi sejak sebulan terakhir.

"Produksi batu bata di tempat kami menurun sejak sebulan terakhir. Ini karena terkendala cuaca yang saat ini musim penghujan," kata Suhartini, pekerja pabrik batu bata di Gampong Lamreung, Kecamatan ?Krueng Barona, Aceh Besar, Kamis.

Menurut dia, hujan yang sering terjadi membuat batu bata yang sudah dicetak belum bisa dibakar. Padahal sebelum dibakar harus dijemur beberapa hari guna menghasilkan batu yang kuat.

Suhartini menyebutkan produksi batu bata di pabrik tradisional tempatnya bekerja berkisar 15 ribu hingga 25 ribu per minggu. Namun, kondisi hujan sekarang ini menyebabkan produksi menurun di kisaran 10 ribu.

"Kondisi ini juga menyebabkan pendapatan kami menurun. Ongkos membuat batu bata yang kami terima Rp60 per bata. Sedangkan batu bata yang dijual berkisar Rp500 hingga Rp600 per bata," kata dia.

Senada juga diungkapkan Suparno, pekerja pabrik batu bata di Gampong Mireuk, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Suparno menyebut hujan yang terjadi sejak sebulan terakhir menyebabkan produksi menurun.

"Hujan yang sering terjadi ini menyebabkan kami kesulitan melakukan penjemuran. Jika tidak dijemur, tetapi langsung dibakar, kualitasnya tidak bagus dan tidak mau dibeli konsumen," kata dia.

Padahal, permintaan batu bata sedang tinggi-tinggi. Terutama untuk proyek bangunan pemerintah yang biasanya berakhir di akhir tahun. Selain itu permintaan juga banyak untuk pembangunan perumahan.

"Untuk menyiasati kondisi ini, kami menjemur saat tidak ada hujan. Kami berharap kondisi ini tidak berlangsung lama, sehingga kami bisa memenuhi permintaan masyarakat," kata Suparno.
 

Pewarta: M.Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018