Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Bencana banjir merendam 26 gampong atau desa di empat kecamatan dengan ketinggian air mencapai satu meter akibat meluapnya Sungai Bugeng karena tingginya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir di Kabupaten Bireuen, Aceh.
"Banjirnya kemarin, dan sempat satu orang dilaporkan hilang terbawa arus Sungai Bugeng. Tapi malam tadi telah ditemukan dengan kondisi selamat," ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Jumat.
Ia mengatakan, banjir terparah kali ini terjadi di Kecamatan Peudada yang merendam 15 desa di antaranya, yakni Tanjong Selamat, Jaba, Cot Kruet, Tgk Dibathon, Dayah Non Ara, Alue Sijuk, Blang Rangkuluh,Pulo Ara, Sawang, Hagu, Blang Beururu, Alue Gandai, Meunasah Alue, Blang Geulumpang, dan Alue Keutapang.
Lalu pada tujuh desa di antaranya terletak di Kecamatan Juli, seperti Seuneubok Peuraden, Batee Raya, Juli Menasah Lampoh, Juli Seutuy, Nuli Tambo Tanjong, Juli Menasah lampoh, dan Juli Cot Meurak.
Sisanya pada empat desa di dua kecamatan, yakni Blang Mee Barat, Lheue Barat, Lheue Simpang di Jeunieb, dan Geudong-geudong di Kota Juang.
"Di dua kecamatan terakhir ini, ketinggian air rerata 30 hingga 40 centimeter. Total warga di 26 gampong mengungsi baik di menasah (mushola),masjid, dan ruang kelas sekolah 750 keluarga atau 2.500 jiwa," terangnya.
Dampak yang ditimbulkan dari banjir kali ini, lanjut dia, terdapat banyaknya fasilitas umum menjadi rusak, dan arus transportasi ke arah Medan dan Banda Aceh macet sepanjang empat kilometer mulai dari Kantor Pos di Peudada sampai ke Simpang Puloawang di Jeumpa.
"Kita terus pantau perkembangan terakhir di Bireuen, dan daerah terdampak banjir. Kami menghimbau agar warga selalu waspada dan siaga, mengingat wilayah Bireuen masih berpeluang di guyur hujan," ucap Dadek.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat telah mengingatkan, agar sejumlah wilayah mewaspadai potensi terjadinya banjir akibat curah hujan meningkat dalam beberapa hari ke depan di Aceh.
Kepala Seksi Data BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad mengatakan, potensi tanah longsor juga perlu diwaspadai bagi mereka yang tinggal di daerah dataran tinggi di provinsi paling barat Indonesia tersebut.
"Adanya belokan angin yang terjadi di wilayah Aceh di bagian Tengah dan Timur, dan adanya daerah konvergensi di bagian Barat wilayah Aceh mengakibatkan curah hujan meningkat," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Banjirnya kemarin, dan sempat satu orang dilaporkan hilang terbawa arus Sungai Bugeng. Tapi malam tadi telah ditemukan dengan kondisi selamat," ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Jumat.
Ia mengatakan, banjir terparah kali ini terjadi di Kecamatan Peudada yang merendam 15 desa di antaranya, yakni Tanjong Selamat, Jaba, Cot Kruet, Tgk Dibathon, Dayah Non Ara, Alue Sijuk, Blang Rangkuluh,Pulo Ara, Sawang, Hagu, Blang Beururu, Alue Gandai, Meunasah Alue, Blang Geulumpang, dan Alue Keutapang.
Lalu pada tujuh desa di antaranya terletak di Kecamatan Juli, seperti Seuneubok Peuraden, Batee Raya, Juli Menasah Lampoh, Juli Seutuy, Nuli Tambo Tanjong, Juli Menasah lampoh, dan Juli Cot Meurak.
Sisanya pada empat desa di dua kecamatan, yakni Blang Mee Barat, Lheue Barat, Lheue Simpang di Jeunieb, dan Geudong-geudong di Kota Juang.
"Di dua kecamatan terakhir ini, ketinggian air rerata 30 hingga 40 centimeter. Total warga di 26 gampong mengungsi baik di menasah (mushola),masjid, dan ruang kelas sekolah 750 keluarga atau 2.500 jiwa," terangnya.
Dampak yang ditimbulkan dari banjir kali ini, lanjut dia, terdapat banyaknya fasilitas umum menjadi rusak, dan arus transportasi ke arah Medan dan Banda Aceh macet sepanjang empat kilometer mulai dari Kantor Pos di Peudada sampai ke Simpang Puloawang di Jeumpa.
"Kita terus pantau perkembangan terakhir di Bireuen, dan daerah terdampak banjir. Kami menghimbau agar warga selalu waspada dan siaga, mengingat wilayah Bireuen masih berpeluang di guyur hujan," ucap Dadek.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat telah mengingatkan, agar sejumlah wilayah mewaspadai potensi terjadinya banjir akibat curah hujan meningkat dalam beberapa hari ke depan di Aceh.
Kepala Seksi Data BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad mengatakan, potensi tanah longsor juga perlu diwaspadai bagi mereka yang tinggal di daerah dataran tinggi di provinsi paling barat Indonesia tersebut.
"Adanya belokan angin yang terjadi di wilayah Aceh di bagian Tengah dan Timur, dan adanya daerah konvergensi di bagian Barat wilayah Aceh mengakibatkan curah hujan meningkat," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018