Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial menyalurkan bantuan masa panik untuk sejumlah kabupaten/kota di provinsi setempat yang terkena banjir akibat tingginya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir.
“Atas perintah Pj Gubernur Aceh kita langsung menyalurkan bantuan masa panik guna meringankan beban masyarakat terdampak,” kata Kepala Dinas Sosial Aceh, Yusrizal di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan dirinya bersama Tim menuju ke titik lokasi banjir di wilayah timur Aceh, Kabupaten Bireuen guna menyerahkan langsung bantuan masa panik.
“Kita menyerahkan bantuan masa panik dari Pemerintah Aceh untuk para korban terdampak bencana banjir di Kabupaten Bireuen,” katanya.
Bantuan satu truk yang diantar ke Bireuen tersebut bermuatan sandang dan pangan dan diserahkan Yusrizal langsung kepada Pj Bupati Bireuen, Aulia Sofyan di halaman Meuligoe Bupati Bireuen.
Pj Bupati Birueun, Aulia mengapresiasi kesiagaan bencana Pemerintah Aceh, di mana dirinya baru kemarin malam (21/01) melaporkan kondisi luapan banjir kepada Pak Gubernur dan pagi ini sudah tiba bantuannya.
“Semalam saya berkomunikasi dengan Pak Gubernur dan Sekda, Alhamdulillah langsung direspons, dengan cepat diantar langsung oleh Pak Kadis Sosial. Kami sangat apresiasi dan berterima kasih,” katanya.
Sebelumnya, Ratusan keluarga di Kabupaten Bireuen, Aceh, terdampak banjir menyusul hujan lebat dalam sehari terakhir di daerah tersebut.
Informasi yang diterima dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) di Banda Aceh, Sabtu, menyebutkan dari ratusan keluarga terdampak banjir tersebut, 173 keluarga di antaranya mengungsi di sejumlah pesantren.
Adapun daerah terdampak banjir meliputi satu desa di Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, yakni Gampong Putoh. Sebanyak 173 keluarga dari gampong atau desa tersebut mengungsi karena rumah mereka terendam air dengan ketinggian hingga 80 centimeter.
Kemudian, di Kecamatan Jeunieb, meliputi tiga desa, yakni Lheu Simpang dengan warga terdampak 170 keluarga, Gampong Blang Raleu dengan 120 keluarga terdampak.
Berikutnya, Gampong Uteun Pupaleh sebanyak 45 keluarga terdampak, Gampong Lampoh Oe sebanyak 15 keluarga, dan Gampong Meunasah Keutapang sebanyak 250 keluarga terdampak.
Sedangkan, Gampong Meunasah Leung, Gampong Jeumpa Sikureung, Gampong Ulee Gajah, Gampong Meunasah Keupula, Gampong Cot Geulumpang Baroh, dan Gampong Dayah Baro, masih dalam pendataan.
Banjir juga terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya. Banjir terjadi akibat meluapnya sungai Krueng Meureudu, Krueng Beuracan, Krueng Ulim, dan Kreung Putu. Selain mengenangi rumah penduduk, banjir juga merendam badan jalan dan lahan pertanian.
Adapun wilayah terdampak banjir meliputi Kecamatan Meureudu, Meurah Dua, Trienggadeng, Bandar Baru, Bandar Dua, Jangka Buya, dan Kecamatan Ulim.
BPBA menyebutkan masyarakat maupun pengungsi yang terdampak banjir di Kabupaten Pidie Jaya masih dalam pendataan. Sedangkan korban jiwa dalam bencana tersebut nihil.
Sementara, 147 jiwa dari 42 keluarga di Desa Ruar, Kecamatan Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang mengungsi karena rumah mereka terendam banjir akibat meluapnya Sungai Tamiang menyusul hujan lebat sejak sehari terakhir.
Banjir meluapnya sungai tersebut menyebabkan enam desa di dua kecamatan terendam banjir. Kecamatan terendam banjir meliputi Bandar Pusaka dengan enam desa terdampak, yakni Cempa, Babo, Blangkelang, Sgierkil, dan Pandam. Sedangkan di Kecamatan Sekerak hanya satu desa yakni Desa Suar dengan 27 rumah terendam banjir.