Meulaboh (Antaranews Aceh) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Aceh Barat, mencatat kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk nelayan daerah setempat mencapai hingga 443.600 kiloliter (kl) per bulan agar operasionalisasi nelayan setempat tidak terkendala.

Kepala DKP Aceh Barat, Ridwan Yahya, di Meulaboh, Rabu, mengatakan, selama ini kuota BBM solar bersubsidi yang dialokasikan untuk nelayan adalah 152 kl per bulan yang didistribusikan pada Solar Packet Dealer Nelayan (SPDN).

"Kekurangan dari kuota yang telah di-`dropping` Pertamina, bisa diambil langsung di SPBU oleh nelayan dengan rekomendasi kita keluarkan. Selama ini kuota tersedia hanya sekitar 37 persen, kekurangan dari kuota itu segera kita usulkan penambahan," katanya.

Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan verifikasi sementara jumlah armada nelayan di Kabupaten Aceh Barat dengan kapasitas 1 - 28 Grosstonage (GT) sebanyak 656 unit dengan kebutuhan 443,6 kiloliter per bulannya.

Armada nelayan terbagi atas golongan 1-5 GT sebanyak 402 unit, kapasitas 6-10 GT 233 unit, 11-20 GT sebanyak 18 unit dan 22 - 28 GT sebanyak 3 unit, kebutuhan setiap armada nelayan mulai dari 20 kilo liter hingga 279,6 kiloliter per harinya.

Ridwan juga menyatakan, jumlah keseluruhan armada nelayan di Aceh Barat bisa mencapai 1000 lebih, sebab yang terdata secara ril hanya 700 unit yang telah melapor. Dengan demikian, jumlah ril konsumsi BBM solar subsidi bisa jadi lebih dari itu.

"Namun, dengan jumlah yang ada selama ini kami hitung hanya 11 liter per armada, kan tidak mungkin seperti itu karena setiap armada dengan kepasitas lebih besar tentunya berkebutuhan lebih besar bahan bakar karena jarak tempuh yang lebih jauh," sebutnya.

Dengan kuota yang diperuntukkan selama ini, kata Ridwan, diperkirakan tercukupi untuk satu titik penyaluran bahan bakar, yakni di SPDN Padang Seurahet, Kecamatan Johan Pahlawan. Selebihnya nelayan boleh mengambilnya di SPBU.

Ia mengakui bahwa penyaluran solar nelayan di SPDN setiap hari, terkadang cepat habis karena banyaknya permintaan yang menumpuk dengan kapasitas armada yang bervariasi karena hanya diberikan kuota maksimal 5 - 8 kiloliter per harinya.

Ridwan sepakat dengan pernyataan pihak PT Pertamina Aceh, bahwa selama ini tidak terjadi kelangkaan BBM solar bersubsidi di Aceh Barat, hanya saja sering terjadi penumpukan pembelian pada satu tempat sehingga stok per hari cepat habis.

"Kalau dibilang langka, tidak, karena jatah yang disalurkan tetap, malahan pihak PT Pertamina menyampaikan kepada kita, mereka siap mendistribusikan berapa pun kebutuhan nelayan yang sesuai peruntukan dan aturan pemerintah," pungkasnya.
 

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019