Saat dunia terkejut akibat serangan teroris yang menghancurkan hati pada Jumat (15/3) di Christchurch, Selandia Baru, rakyat Afghanistan --negara yang diporak-porandakan oleh invasi asing-- berduka atas meninggalnya Daud Nabi, wajah Islam yang sederhana di negeri itu.
Daud Nabi meninggal dalam aksi darah dingin bersama dengan 49 lagi orang yang sedang Shalat Jumat di dua masjid di Christchurh.
Mantan pengungsi Afghanistan yang berusia 71 tahun itu termasuk di antara anggota pendiri Masjid An-Nur, satu dari dua masjid yang diserang oleh seorang teroris.
Daud berdiri di pintu masuk masjid untuk menyambut orang yang akan menunaikan Shalat Jumat, saat teroris tersebut datang. Dalam rekaman video yang disiarkan langsung mengenai pembantaian tersebut di Facebook. Daud Nabi terlihat dengan hangat menyambut Brenton Tarrant, teroris yang berusia 28 tahun, dan mengatakan, "Wahai Saudara." Ia mungkinkan mengharapkan sapaan serupa dari Tarrant tapi malah menerima beberapa peluru.
Sapaan sederhana Daud Nabi saat menghadapi kematian telah menyentuh hati ribuan orang di seluruh dunia, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.
Kata-kata terakhirnya "Wahai Saudara" telah menjadi "trending" dalam cuitan dalam Bahasa Arab, Inggir, Pashtun, Persia, Turki dan bahasa lain.
"Tarrant ingin menghentikan #Islam, tapi ia menciptakan makin banyak pahlawan Islam, ia memperlihatkan kepada kita wajah jelek #Islamophobia dan penyakit di dalam #ChristchurchTerrorAttack #HelloBrother -nya sendiri," demikian isi satu dari banyak cuitan.
"Kata-kata terakhir mengenai jiwa yang murni diisi oleh keyakinan damai. #HelloBrother," tulis cuitan lain.
Daud Nabi, yang menyelamatkan diri dari kekuasaan Uni Sovyet, mengungsi ke Selandia Baru sekitar empat dasarwarsa lalu. Ia adalah kepala masyarakat kecil Afghanistan di sana.
Salah seorang putranya, Omar Nabi, mengatakan kepada BBC layanan Bahasa Pashtun di Afghanistan, ayahnya sejak dulu selalu melayani masyarakat terutama migran. "Ia tak pernah meminta atau mengharapkan apapun sebagai imbalan. Ia selalu berjuang bagi kesejahteraan mereka."
Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani mencuit pada Ahad, "Hari ini, saya berbicara dan menyampaikan belasungkawa paling dalam saya kepada keluarga Haji Mohammad Daud Nabi dan Matiullah Safi. Mereka syahid dalam serangan di masjid di Christchurch, Selandia Baru. Saya mengulurkan bantuan yang mungkin diberikan kepada keluarga yang berduka."
Kedutaan Besar Afghanistan di Selandia Baru mengatakan satu lagi warganegara Afghanistan menghalangi teroris itu memasuki Masjid Lindwood, masjid kedua yang diserang.
"Seorang lelaki asal Afghanistan, Abdul Aziz --yang berada di dalam Masjid LInwood ketika diserang telah dipuji sebagai pahlawan karena berani menghadapi pria bersenjata tersebut. Aziz memburu dia dan mencegah lebih banyak korban jiwa," katanya.
"Abdul Aziz tidak bersembunyi ketika pelaku mendatangi Masjid Linwood selama Shalat Jumat, membunuh orang yang ada di depannya. Ia malah mengambil benda apa saja yang dapat ia temukan --mesin kartu kredit-- dan berlari ke luar sambil berteriak 'ayo sini!"
Migran Muslim dari Pakistan, India, Afghanistan dan negara lain menjadi korban serangan teroris itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Daud Nabi meninggal dalam aksi darah dingin bersama dengan 49 lagi orang yang sedang Shalat Jumat di dua masjid di Christchurh.
Mantan pengungsi Afghanistan yang berusia 71 tahun itu termasuk di antara anggota pendiri Masjid An-Nur, satu dari dua masjid yang diserang oleh seorang teroris.
Daud berdiri di pintu masuk masjid untuk menyambut orang yang akan menunaikan Shalat Jumat, saat teroris tersebut datang. Dalam rekaman video yang disiarkan langsung mengenai pembantaian tersebut di Facebook. Daud Nabi terlihat dengan hangat menyambut Brenton Tarrant, teroris yang berusia 28 tahun, dan mengatakan, "Wahai Saudara." Ia mungkinkan mengharapkan sapaan serupa dari Tarrant tapi malah menerima beberapa peluru.
Sapaan sederhana Daud Nabi saat menghadapi kematian telah menyentuh hati ribuan orang di seluruh dunia, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.
Kata-kata terakhirnya "Wahai Saudara" telah menjadi "trending" dalam cuitan dalam Bahasa Arab, Inggir, Pashtun, Persia, Turki dan bahasa lain.
"Tarrant ingin menghentikan #Islam, tapi ia menciptakan makin banyak pahlawan Islam, ia memperlihatkan kepada kita wajah jelek #Islamophobia dan penyakit di dalam #ChristchurchTerrorAttack #HelloBrother -nya sendiri," demikian isi satu dari banyak cuitan.
"Kata-kata terakhir mengenai jiwa yang murni diisi oleh keyakinan damai. #HelloBrother," tulis cuitan lain.
Daud Nabi, yang menyelamatkan diri dari kekuasaan Uni Sovyet, mengungsi ke Selandia Baru sekitar empat dasarwarsa lalu. Ia adalah kepala masyarakat kecil Afghanistan di sana.
Salah seorang putranya, Omar Nabi, mengatakan kepada BBC layanan Bahasa Pashtun di Afghanistan, ayahnya sejak dulu selalu melayani masyarakat terutama migran. "Ia tak pernah meminta atau mengharapkan apapun sebagai imbalan. Ia selalu berjuang bagi kesejahteraan mereka."
Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani mencuit pada Ahad, "Hari ini, saya berbicara dan menyampaikan belasungkawa paling dalam saya kepada keluarga Haji Mohammad Daud Nabi dan Matiullah Safi. Mereka syahid dalam serangan di masjid di Christchurch, Selandia Baru. Saya mengulurkan bantuan yang mungkin diberikan kepada keluarga yang berduka."
Kedutaan Besar Afghanistan di Selandia Baru mengatakan satu lagi warganegara Afghanistan menghalangi teroris itu memasuki Masjid Lindwood, masjid kedua yang diserang.
"Seorang lelaki asal Afghanistan, Abdul Aziz --yang berada di dalam Masjid LInwood ketika diserang telah dipuji sebagai pahlawan karena berani menghadapi pria bersenjata tersebut. Aziz memburu dia dan mencegah lebih banyak korban jiwa," katanya.
"Abdul Aziz tidak bersembunyi ketika pelaku mendatangi Masjid Linwood selama Shalat Jumat, membunuh orang yang ada di depannya. Ia malah mengambil benda apa saja yang dapat ia temukan --mesin kartu kredit-- dan berlari ke luar sambil berteriak 'ayo sini!"
Migran Muslim dari Pakistan, India, Afghanistan dan negara lain menjadi korban serangan teroris itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019