Pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh tetap semangat berproduksi meskipun terkendala akses pasar karena usaha yang dibangun masih skala rumah tangga.

"Kalau dibilang tidak berkembang, tidak juga. Masyarakat ada yang membeli, namun untuk akses pasar lebih luas, kami belum punya," kata perajin Mandiri Keramik, di Desa Peunaga Cut Ujong, Kecamatan Meureubo, Ardiansyah, di Meulaboh, Kamis.

Dengan bahan baku semen, usahanya tersebut mampu memproduksi berbagai hasil kerajinan hasil olahan seperti piring hias, guci hias, celengan, kursi dan meja teras hias, tempat payung hias, pot bunga dan boneka souvenir.

Setiap produk dihasilkan itu bernilai jual dengan harga termurah Rp5 ribu per unit sampai harga termahal Rp1,5 juta per unit, namun hingga saat ini, Ardiansyah, mengaku kesulitan untuk meningkatkan produksinya akibat terkendala modal.

Jangkauan pasar selama ini hanya untuk daerah setempat, nilai penjualan terkadang tidak mampu menutupi modal untuk pembelian bahan baku serta alat kerja seperti untuk pembelian cat dan sebagainya.

"Untuk juga benda keras, jadi tidak terikat waktu harus laku terjual setiap hari atau per minggu. Selama ini hanya dijual di Meulaboh dan beberapa kabupaten tetangga, dibawa langsung oleh pekerja," sebutnya.

Meski demikian, Ardiansyah menyatakan, dari hasil usahanya itu bisa terkumpul omzet Rp10 juta per bulan, walau pun pembelinya sebagian besar merupakan warga lokal dan datang langsung ke tempat usahanya itu.

Selain itu, usahanya tersebut harus menggunakan tenaga buruh atau pekerja lain sebagai tenaga pemasaran dan tenaga untuk proses pembuatan karena pekerjaan itu sedikit sulit dan hanya mampu dikerjakan dengan skil khusus.

Namun, Ardiansyah, optimis, persoalan tenaga kerja itu tidak membuat usahanya terhenti, apalagi dirinya pun bisa sebagai pekerja yang ikut memproduksi sovenir san bermacam produk UKM di tempat usahanya itu.

Dia menyampaikan, peluang pasar untuk wilayah Aceh Barat dan Nagan Raya masih lumayan baik, namun lokasi usaha mereka saja yang sedikit jauh dari pusat pasar, dan mereka juga menawarkan produknya kepada usaha - usaha mabel.

"Tapi kita tidak menggunakan tenaga dari luar, usaha ini baru kita bangun tiga tahun dan saya bersama keluarga yang mengerjakan. Ada tiga orang kami yang kerja dan selama ini bisa terus jalan pelan - pelan," jelasnya lagi.
 

Pewarta: Anwar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019