M Nasir Syamaun yang secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Provinsi Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi) Aceh masa bakti 2019 - 2023, bertekad akan mengembalikan kejayaan cabang olahraga tersebut di tingkat nasional dan regional.

"Kami pengurus Ikasi Aceh yang baru ini berusaha mengembalikan kejayaan olahraga anggar Aceh di event nasional, terutama medali meadli emas di PON XX/2020 di Papua," kata Nasir kepada wartawan di Banda Aceh, Sabtu, setelah terpilih secara aklamasi pada Musyawarah provinsi (Musprov) di Banda Aceh, Sabtu.

Sejak era 70-an hingga 2000-an para atlet anggar Aceh diantaranya T Idwar, Iswahyudi, Alkindi, Ema Susana Madjaji, Murisnawati, Sofyan, Elvizar, Habli dan Mardani merajai even nasional pada nomor sabel, floret, degen perorangan maupun beregu dan langganan meraih medali emas hingga PON XVI/2004 Sumatera Selatan.

Menurut M Nasir, sejak PON XVII/2008 di Kalimantan Timur, cabang anggar Aceh kehilangan medali emas dan PON XIX/2016 Jawa Barat tanpa medali.

Untuk itu, sebut mantan Wakil Ketua Umum Ikasi Aceh periode lalu ini, dirinya bersama-sama pengurus yang baru nanti bertekad mengembalikan kejayaan Aceh dengan menargetkan satu medali emas pada PON Papua.

"Kita berusaha menggali potensi tersebut, target kita satu medali emas di PON," tegas M Nasir yang juga mantan fencing- sebutan pemain anggar - kawakan Aceh era 90-an ini.

Sebutnya, untuk meraih kembali impian emas di PON mendatang, saat ini ada 10 atlet dipersiapkan dalam pemusatan latihan daerah (Pelatda) yang dilaksanakan KONI Aceh untuk mengikuti Pra PON pada 2019.

M Nasir yang juga Sekretaris KONI Aceh ini menyebutkan, ada tiga provinsi calon pelaksana Pra PON anggar sebagai ajang perebutan tiket ke PON Papua yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Sementara Ketua Umum KONI Aceh Muzakir Manaf yang diwakili Wakil Ketua Umum II Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) Drs Bachtiar Hasan MPd saat membuka Musprov juga berharap kepengurusan Ikasi Aceh yang baru nanti bisa mengembalikan kejayaan anggar Aceh di event nasional dan multi even nasional empat tahunan di Tanah Air ini.

Bachtiar mengatakan, Musprov ini menjadi awal menyusun pogram dan strategi pembinaan untuk PON Papua.

Ia mengaku sempat bergabung di Ikasi Aceh pada 1973, pada saat itu prestasi olahraga pedang ini dibangun dengan semangat kekeluargaan.

Untuk itulah, imbuhnya diperlukan semangat kekeluargaan mengangkat kembali prestasi anggar Aceh.

"Saran-saran dan masukan dari para senior atau mantan atlet yang pernah sukses meraih prestasi di pentas nasional dan PON diperlukan untuk meraih emas di PON Papua," paparnya.

Sebelumnya, Ketua panitia Husaini mengatakan, pihaknya telah berusaha menyiapkan Musprov yang diikuti 15 pengurus kabupaten/kota (Pengkab/Pengkot) Ikasi di Aceh.

Usai Musprov direncanakan langsung dilaksanakan rapat kerja (Raker) untuk mennyusun program kerja.

Pewarta: Heru Dwi Suryatmojo

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019