Badan usaha milik negara (BUMN) PT Indonesia Comnets (ICON) Plus bersedia memberikan dukungan berupa kebutuhan jaringan dan teknologi informasi agar terwujudnya smart city atau kota pintar di Provinsi Aceh.

Manajer Kantor PT ICON Perwakilan Aceh Hendri Hariadi di Banda Aceh, Selasa mengatakan, solusi percepatan kota pintar di Aceh adalah bagaimana memasang infrastruktur kabel fiber optik di setiap tiang listrik milik PLN guna mendukung kebutuhan teknologi informasi yang diinginkan.

"Kebutuhannya dengan membangun kabel fiber optik melalui jaringan PLN. Jadi, karena PT ICON perusahaan anak PLN, makanya bisa memanfaatkan tiang PLN di Aceh," kata Hendri Hariadi.

Pernyataan tersebut dikemukakan Hendri Hariadi di sela-sela seminar teknologi solusi percepatan menuju smart city Provinsi Aceh. Seminar diikuti praktisi, akademi, dan masyarakat umum.

Sebagai anak perusahaan milik negara, kata dia, pihaknya berkeinginan mendukung kebutuhan teknologi di Aceh. Baik itu untuk instansi pemerintahan, swasta maupun seluruh korporasi.

Saat ini, ICON sendiri terus menyosialisasikan teknologi percepatan untuk solusi bisnis untuk pemerintah, perusahaan dan lembaga lainnya. Dengan harapan nantinya terwujud kota pintar di Aceh.

Dalam proses percepatan ini, kata Hendri, pihaknya juga menggandeng beberapa rekanan lain seperti Rosenberger sebagai penyedia pusat data, Benq selaku penyedia ruang kontrol.

"Ketika ini sudah terpadukan, maka kita dapat memanfaatkan teknologi untuk perkembangan teknologi di Aceh," tuturnya.

Menurut Hendri, Aceh saat ini masih kekurangan intrastruktur. Hal itu karena Aceh daerah yang sangat luas, kemudian kontur daratannya juga naik turun, sehingga sulit mengimplementasikan fiber obtiknya.

"Untuk itu, kami sebagai anak PLN yang sudah punya modal untuk menggelar kabel di tiang listrik manapun itu, dan bisa memasang fiber optik di setap sudut," ujarnya.

Hendri menuturkan, mengenai program percepatan smart city, pihaknya sudah menggaet beberapa Pemerintah kabupaten/kota di Aceh. Di antaranya dengan Kota Langsa, Aceh Utara dan Pidie Jaya. 

"Harapannya, pemerintah daerah mengetahui bagaimana meningkatkan produktivitas melalui teknologi digital. Dan kami bisa bekerja sama dengan 23 kabupaten/kota di Aceh," kata Hendri.

Data Communication Sales Manager Rosenberger Indonesia Iyan Sopiyan menyebutkan, pihaknya selaku partner ICON di Aceh, menawarkan intelegensi mikro data center atau pusat data. Program ini dinilai sangat cocok untuk diterapkan oleh Pemerintah Aceh.

"Data center ini merupakan pusat data yang ada di setiap kabupaten/kota. Biasanya dalam hal ini dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informasi," sebut dia.

Nantinya, jelas Iyan, semua satuan kerja pemerintah kabupaten/kota harus menyimpan servernya di Diskominfo. Namun, instansi tersebut juga harus memiliki ruang data center yang sesuai dengan standarisasi. 

Dirinya memberikan contoh kecil ketika ada kantor yang memasang kamera pemantau atau CCTV, maka dipastikan juga memiliki server, video analitik, dan itu perlu tempat khusus untuk penyimpanannya.

Menurut dia, membangun pusat data sesuai standarnya tentu sangat mahal. Karena itu, pihaknya memberikan solusi mikro data center ini, sehingga pemerintah bisa memiliki pusat data efektif dan efisien.

"Kalau mau mewujudkan kota pintas, sudah pasti wajib ada yang namanya pusat data . Saat ini, pusat data belum ada di Aceh. Oleh karena itu, kami terus menyosialisasikannya," pungkas Iyan Sopiyan.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019