Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Helvizar Ibrahim menyatakan semua wilayah perlu bersinergi guna merumuskan langkah pengendalian terutama untuk mengatasi tingginya permintaan bahan makanan oleh masyarakat, dan agar tidak terjadi inflasi di luar kendali Tim Pengendali Inflasi Daerah

"Beberapa komoditi bahan pokok berpotensi meningkatkan laju inflasi diantaranya adalah beras, ikan tongkol, daging ayam, daging sapi dan tarif angkutan udara," kata Helvizar di Banda Aceh, Kamis.

Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela high level meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Aceh Triwulan II Tahun 2019 guna membahas langkah bersama guna menahan laju inflasi jelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1440 H.

Ia menjelaskan dalam antisipasi tersebut semua kabupaten/kota dan juga provinsi meminta agar distribusi bahan makanan berjalan lancar dan stok tersedia dengan cukup.

"Kegiatan pasar murah yang diselenggarakan Bulog juga perlu kita dukung agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan makanan yang dibutuhkan," katanya.

Ia menyebutkan hingga akhir triwulan I, laju inflasi Aceh memang masih stabil. Di mana pada Maret 2019, Aceh mengalami deflasi 0,34 persen. Sedangkan secara tahunan inflasi berkisar 1,82 persen.

Ada pun penyebab utama dari deflasi itu berasal dari makanan pokok harian yaitu ikan tongkol, beras, dencis, ikan kembung dan cumi-cumi.

"Kita perlu urun rembuk langkah bersama agar mampu menjaga agar inflasi Aceh tetap pada posisi yang stabil," katanya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Zainal Arifin Lubis berharap untuk mengendalikan inflasi TPID kabupaten/kota dan juga provinsi untuk meningkatkan koordinasi dalam rangka mengantisipasi tekanan inflasi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Pewarta: M Ifdhal

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019