Dosen University King Abdul Aziz Jeddah, Saudi Arabia, Muhammad Subhan Ishak menyatakan, warga Aceh harus memanfaatkan peluang kerja yang sangat besar di Arab Saudi untuk peningkatan kesejahteraan.
"Peluang kerja di semua sektor sangat besar di Arab Saudi," kata Muhammad Subhan Ishak saat menjadi pembicara pada dialog "Peluang dan Tantangan Kerja di Timur Tengah".
Dialog tersebut dipandu Kasubbid Pengembangan Usaha dan Investasi Bappeda Aceh, Aswar yang dihadiri 100-an pemuda Aceh dan stakeholders di Aula Kantor Bappeda Aceh, Jumat.
Sekitar 200-an tahun yang lalu warga Aceh mendominasi kerja di semua sektor di Jazirah Arab dan sudah seharusnya orang Aceh kembali ke jati dirinya untuk berhijrah mencari kehidupan yang lebih baik," sambung putra kelahiran Aceh tersebut.
Subhan mengungkapkan, warga negara India, Mesir, Pakistan dan Filipina disusul Indonesia mendominasi semua sektor pekerjaan di Negara Arab Saudi karena mata uangnya (Riyal) tidak pernah terjadi inflasi dan hampir sama seperti mata uang USD.
"Mata uang Saudi Arabia (Riyal) sama sepanjang tahun dan tidak terjadi inflasi. Penggajiannya juga sangat kuat," ucap putra kelahiran Aceh tersebut dan sekarang mengajar di Fakultas Kemaritiman University King Abdul Aziz Jeddah, Saudi Arabia.
Lebih lanjut ia menyebutkan, penggajian di Arab Saudi untuk pekerja di industri perminyakan mencapai Rp200 juta per bulan. Kemudian, sektor rumah tangga, Rp7 jutaan per bulan.
Selain itu, kata Subhan pekerja di Arab Saudi juga mendapat tunjangan sewa rumah hingga Rp100 juta per tahun dan bisa berhaji setiap tahun. Kemudian, mendapat cuti selama 60 hari.
"Selama cuti itu gaji tetap lancar dan jika tidak mengambil cuti gajinya ditambah dua kali lipat," jelas Subhan.
Kasubbid Pengembangan Usaha dan Investasi Bappeda Aceh, Aswar menyatakan, sharing pengalaman yang disampaikan Muhammad Subhan Ishak sangat bermanfaat untuk masyarakat Aceh. Pasalnya, di Jazirah Arab tersebut banyak lapangan kerja dan berkesempatan diisi oleh putra-putri Aceh.
"Kita berharap peluang yang disampaikan Bapak Muhammad Subhan Ishak di Arab Saudi, khususnya di industri bisa diisi oleh masyarakat Aceh," harap Aswar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Peluang kerja di semua sektor sangat besar di Arab Saudi," kata Muhammad Subhan Ishak saat menjadi pembicara pada dialog "Peluang dan Tantangan Kerja di Timur Tengah".
Dialog tersebut dipandu Kasubbid Pengembangan Usaha dan Investasi Bappeda Aceh, Aswar yang dihadiri 100-an pemuda Aceh dan stakeholders di Aula Kantor Bappeda Aceh, Jumat.
Sekitar 200-an tahun yang lalu warga Aceh mendominasi kerja di semua sektor di Jazirah Arab dan sudah seharusnya orang Aceh kembali ke jati dirinya untuk berhijrah mencari kehidupan yang lebih baik," sambung putra kelahiran Aceh tersebut.
Subhan mengungkapkan, warga negara India, Mesir, Pakistan dan Filipina disusul Indonesia mendominasi semua sektor pekerjaan di Negara Arab Saudi karena mata uangnya (Riyal) tidak pernah terjadi inflasi dan hampir sama seperti mata uang USD.
"Mata uang Saudi Arabia (Riyal) sama sepanjang tahun dan tidak terjadi inflasi. Penggajiannya juga sangat kuat," ucap putra kelahiran Aceh tersebut dan sekarang mengajar di Fakultas Kemaritiman University King Abdul Aziz Jeddah, Saudi Arabia.
Lebih lanjut ia menyebutkan, penggajian di Arab Saudi untuk pekerja di industri perminyakan mencapai Rp200 juta per bulan. Kemudian, sektor rumah tangga, Rp7 jutaan per bulan.
Selain itu, kata Subhan pekerja di Arab Saudi juga mendapat tunjangan sewa rumah hingga Rp100 juta per tahun dan bisa berhaji setiap tahun. Kemudian, mendapat cuti selama 60 hari.
"Selama cuti itu gaji tetap lancar dan jika tidak mengambil cuti gajinya ditambah dua kali lipat," jelas Subhan.
Kasubbid Pengembangan Usaha dan Investasi Bappeda Aceh, Aswar menyatakan, sharing pengalaman yang disampaikan Muhammad Subhan Ishak sangat bermanfaat untuk masyarakat Aceh. Pasalnya, di Jazirah Arab tersebut banyak lapangan kerja dan berkesempatan diisi oleh putra-putri Aceh.
"Kita berharap peluang yang disampaikan Bapak Muhammad Subhan Ishak di Arab Saudi, khususnya di industri bisa diisi oleh masyarakat Aceh," harap Aswar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019