Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Aceh, Makmur Budiman menilai Kabupaten Aceh Jaya mengalami kerugian hingga puluhan miliar rupiah per hari, karena belum jalannya ekspor-import melalui Pelabuhan Calang yang mempunyai standar yang cukup bagus.

“Kalau tidak salah saya, Pelabuhan Calang adalah milik Kementerian Perhubungan, sehingga biasanya sudah paling standar, dan infrastrukturnya sudah cukup semua tinggal hal-hal kecil saja yang harus dijalankan,” tutur Makmur kepada Antara di Calang, Minggu (16/6).

Ia menambahkan, jika berbicara infrastruktur lain juga sudah lengkap, seperti tangki timbun CPO ini sudah ada di pelabuhan dan tinggal difungksikan saja dan dilakukan ekspor.

"Sekarang semua hasil alam yang ada di Aceh kita ekspor melalui Pelabuhan Belawan, Sumut. Potensi CPO kita per hari 200-300 truck yang diangkut. Jadi putar dari sini ke Sumut dari ongkos angkut dan lainnya perputaran uang hampir Rp30 miliar per hari. Coba  pelabuhan ini dapat berfungsi ini efesiensinya kita dapat 30 miliar per hari. Jika jarak angkut dengan Medan-Singapura dengan Calang-Singapura lebih dekat kita di sini," jelasanya.

Jadi, di sini pemerintah daerah dan Kadin Aceh Jaya harus memikirkan bagaimana cara memfungsikan Pelabuhan Calang, tidak hanya ekspor CPO namun juga bahan bahan lainnya seperti minyak seree dan juga minyak nilam bisa langsung melalui Pelabuhan Calang tidak lagi bergantung dengan Medan.

"Belum ada ekspor impor melalui Pelabuhan Calang saat ini sangat merugi masyarakat Aceh, Khususnya para produsen CPO,” ungkapnya.

Pewarta: Arif Hidayat

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019