Secara umum kondisi fisik dan kesehatan para atlet Aceh yang dipersiapkan ke Prakualifikasi Pekan Olahraga Nasional (Pra PON) dan Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera dinilai normal dan layak tanding, usai menjalani tes kemampuan fisik yang kedua di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Senin (24/6).
Para atlet yang mengikuti tes fisik tersebut merupakan atlet prioritas I, II dan III yang sedang menjalani pemusatan latihan daerah (Pelatda) yang dimulai sejak 1 Maret 2019. Sebelumnya telah mengikuti tes kemampuan fisik pertama, 19 Maret 2019 di lokasi yang sama.
Penanggungjawab tes fisik atlet Pelatda Pra PON dan Porwil, Dr Mansur MKes menyebutkan sekitar 90 atlet mengikuti tes fisik kedua ini. Tes ini untuk melihat peningkatan fisik khusus atlet masing-masing cabang olahraga.
"Hasil tes kedua ini menjadi barometer peningkatan fisik atlet setelah tes yang pertama, sekaligus bagi atlet yang akan bertanding di Pra PON dalam waktu dekat ini," ujar Mansur yang juga Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelatda Pra PON dan Porwil Aceh ini.
Mansur menyebutkan, selanjutnya peningkatan fisik dilakukan pada periodisasi selama Pelatda yang masih dijalani sampai menjelang bertanding di Pra PON dan Porwil.
Setelah tes ini, pelatih masing-masing cabang olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan fisik atletnya dalam masa Pelatda. Peningkatan fisik untuk penyempurnaan ketrampilan.
Tes fisik yang dijalani atlet diantaranya lari selama 15 menit di track atletik Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
"Atlet cabang angkat besi, catur, menembak, lempar cakram, tolak peluru (atletik) hanya lari tiga menit," jelasnya.
Sesuai data dari KONI Aceh, terdapat 16 atlet prioritas I dari 8 cabang olahraga, 47 atlet prioritas II dari 5 cabor menjalani Pelatda 8 bulan dan 53 atlet prioritas III dari 5 cabor menjalani tiga bulan Pelatda, keseluruhan 126 atlet. Prioritas IV sebanyak 83 atlet, satu bulan Pelatda.
Dari 126 atlet prioritas 1, 2 dan 3, disebutkan diantaranya 90 atlet mengikuti tes fisik kedua dan sebagian atlet lainnya telah mengikuti Pelatda di luar Aceh.
Sementara seorang tim kesehatan Pelatda, dr Soraya menyatakan secara keseluruhan kondisi kesehatan atlet normal dan layak bertanding.
Sebutnya, pemeriksaan kesehatan yang langsung dilakukan di lapangan setelah tes fisik meliputi tekanan darah, pernapasan, nadi, pendekatan mental dan psikologi serta konsultasi.
Seperti disebutkan sebelumnya, atlet prioritas I, II dan III peraih medali emas, perak dan perunggu di PON XIX/2016 Jawa Barat, Kejurnas resmi/terbuka, Pomnas, Popnas pada 2017, 2018 dan hasil pemantauan tim teleskoting (pemandu bakat).
Pelaksanaan Pelatda Pra PON dan Porwil secara maksimal sebagai upaya KONI Aceh untuk meloloskan banyak atlet potensial ke PON XX/2020 di Papua.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Para atlet yang mengikuti tes fisik tersebut merupakan atlet prioritas I, II dan III yang sedang menjalani pemusatan latihan daerah (Pelatda) yang dimulai sejak 1 Maret 2019. Sebelumnya telah mengikuti tes kemampuan fisik pertama, 19 Maret 2019 di lokasi yang sama.
Penanggungjawab tes fisik atlet Pelatda Pra PON dan Porwil, Dr Mansur MKes menyebutkan sekitar 90 atlet mengikuti tes fisik kedua ini. Tes ini untuk melihat peningkatan fisik khusus atlet masing-masing cabang olahraga.
"Hasil tes kedua ini menjadi barometer peningkatan fisik atlet setelah tes yang pertama, sekaligus bagi atlet yang akan bertanding di Pra PON dalam waktu dekat ini," ujar Mansur yang juga Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelatda Pra PON dan Porwil Aceh ini.
Mansur menyebutkan, selanjutnya peningkatan fisik dilakukan pada periodisasi selama Pelatda yang masih dijalani sampai menjelang bertanding di Pra PON dan Porwil.
Setelah tes ini, pelatih masing-masing cabang olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan fisik atletnya dalam masa Pelatda. Peningkatan fisik untuk penyempurnaan ketrampilan.
Tes fisik yang dijalani atlet diantaranya lari selama 15 menit di track atletik Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
"Atlet cabang angkat besi, catur, menembak, lempar cakram, tolak peluru (atletik) hanya lari tiga menit," jelasnya.
Sesuai data dari KONI Aceh, terdapat 16 atlet prioritas I dari 8 cabang olahraga, 47 atlet prioritas II dari 5 cabor menjalani Pelatda 8 bulan dan 53 atlet prioritas III dari 5 cabor menjalani tiga bulan Pelatda, keseluruhan 126 atlet. Prioritas IV sebanyak 83 atlet, satu bulan Pelatda.
Dari 126 atlet prioritas 1, 2 dan 3, disebutkan diantaranya 90 atlet mengikuti tes fisik kedua dan sebagian atlet lainnya telah mengikuti Pelatda di luar Aceh.
Sementara seorang tim kesehatan Pelatda, dr Soraya menyatakan secara keseluruhan kondisi kesehatan atlet normal dan layak bertanding.
Sebutnya, pemeriksaan kesehatan yang langsung dilakukan di lapangan setelah tes fisik meliputi tekanan darah, pernapasan, nadi, pendekatan mental dan psikologi serta konsultasi.
Seperti disebutkan sebelumnya, atlet prioritas I, II dan III peraih medali emas, perak dan perunggu di PON XIX/2016 Jawa Barat, Kejurnas resmi/terbuka, Pomnas, Popnas pada 2017, 2018 dan hasil pemantauan tim teleskoting (pemandu bakat).
Pelaksanaan Pelatda Pra PON dan Porwil secara maksimal sebagai upaya KONI Aceh untuk meloloskan banyak atlet potensial ke PON XX/2020 di Papua.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019