Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengemukakan, program tanam padi serentak di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) merupakan upaya mempertahankan kultur pertanian di masyarakat, sehingga kabupaten lain diharapkan bisa mengadopsinya.

"Kabupaten Abdya dengan Bupati-nya Akmal Ibrahim, saya pikir menjadi lokomotif untuk mempertahankan kultur ini, sebab beliau memang konsentrasi pada bidang pertanian," kata Nova Iriansyah di Blangpidie, Senin.

Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Aceh usai melaksanakan kegiatan tanam padi perdana pada musim tanam gadu 2019 di lahan sawah kelompok tani Bina Beusaree, Desa Blang Dalam, Susoh, Kabupaten Abdya.

Baca juga: Gubernur Aceh Tanam Padi Perdana di Abdya

Menurut Nova, program tanam padi serentak setiap musim tanam dilaksanakan di Abdya yang digagas Bupati Akmal Ibrahim merupakan upaya pemerintah daerah dalam mempertahankan kultur pertanian di masyarakat.

Disamping dapat mengoptimalkan lahan persawahan, program tanam padi secara serentak di daerah tersebut juga dapat melindungi tanaman padi dari serangan hama burung, sehingga dapat menambahkan pendapatan petani.

Dulu, sebelum memasuki musim panen padi di sawah terlebih dahulu masyarakat tani di Aceh mempersiapkan lumbung padi (beurandang padee), tempat penyimpanan gabah hasil panen padi diperoleh petani di sawah.

Baca juga: Abdya komit tanam padi tiga kali setahun

Namun, seiring perkembangan zaman kultur itu semakin meluntur, sehingga tiap memasuki musim panen, hampir semua gabah diperoleh petani harus dijual lantaran tidak tersedianya lagi "beurandang padee" di desa-desa.   

Oleh karenanya, petani Aceh diharapkan membangkitkan kembali budaya simpan padi dalam "beurandang" itu, karena dengan kembalinya kultur pertanian tersebut dapat menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani.

"Sekarang budaya kita sudah mulai lupa bahwa Aceh adalah lumbung padi. Hasil panen padi kita selama ini bisa menyokong provinsi tetangga dan bahkan ekspor, karena kita masuk 10 besar lumbung padi di Indonesia," tuturnya.

Baca juga: Abdya jadi sentra penangkar benih padi unggul

Nova mengakui, program tanam padi di Aceh selama ini memang sudah bagus dan bahkan banyak produksi gabah diperoleh petani ketika musim panen, tetapi secara kualitatif kultur bertanam padi harus dibangkitkan kembali.

"Nah, Kabupaten Abdya, saya pikir menjadi lokomotif untuk mempertahankan kultur ini, sebab bupatinya memang konsentrasi pada bidang pertanian, beliau juga punya ilmu bidang itu," tuturnya.

Begitu juga secara akademik, Bupati Abdya juga menjalin kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi, dan bahkan sudah lima varietas benih padi unggulan milik mereka sudah diadopsi daerah-daerah lain di Provinsi Aceh.

Baca juga: Kementan: Abdya pertama adopsi verietas unggul baru

"Saya berharap generasi muda kita di Aceh agar hobi bertani, agar potensi pertanian khususnya padi terutama di Desa Blang Dalam, Susoh ini bisa menjadi primadona bagi petani untuk masa akan datang," harapnya.

Bupati Abdya Akmal Ibrahim membenarkan bahwa lima varietas benih padi unggul asal daerahnya sebentar lagi akan diuji multi lokasi oleh Dinas Pertanian Provinsi Aceh untuk dijadikan cikal-bakal bibit unggul nasional.

"Lima jenis benih padi Abdya ini akan dijadikan cikal-bakal bibit unggul nasional, dan hasil pengamatan saya benih padi kami ini bisa mengalahkan hasil penilaian Institut Pertanian Bogor (IPB)," ungkap Akmal.  

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019