Mengedukasi khalayak dermawan dengan tujuan menuntut konsistensi agar dapat menyentuh batin, dan memasuki bilik perasaan masyarakat sasaran.

Berfilantropi adalah sebuah area yang sepenuhnya penyadaran dari hal-hal yang dirasa tidak rasional. Ada banyak alasan, sehingga soal perasaan ini menjadi lebih dominan.

Dalam bagan filantropi, terdapat tiga hal penting untuk ditilik lebih jauh, yakni dermawan mindset, dermawan habit, dan dermawan effect. Ketiganya menjadi landasan dalam topik tema "Dermawan Berqurban" untuk peluncuran program Qurban 2019 di Blora, Jawa Tengah, Juli tahun ini.

Dermawan mindset merupakan poin ini untuk menjadi starting point atau langkah awal dalam memaparkan penyadaran filantropi. Tahapan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki pola pikir dermawan.

Secara umum, tak ada orang yang keberatan bila disebut dermawan. Jika ikhtiar edukasi ini masuk dengan sapaan verbal, dan bahkan secara visual hal ini akan dapat menaikkan kelas masyarakat sasaran agar memiliki dermawan habit.

Dermawan habit merupakan spontanitas atas respon yang dimiliki seseorang, karena telah terpapar edukasi kedermawanan. Dermawan habit ini membangun kesiapan seseorang untuk memasuki ekspresi kedermawanannya. Dengan realitas tertentu, kedermawanan yang tumbuh dalam dirinya siap ditunjukkan.

Lalu, bagaimana pola keseluruhan itu berlangsung?. Dermawan effect yang menjadi kelanjutannya. Seseorang yang telah memiliki dermawan habit siap menunjukkan dampak pemahaman yang dimilikinya.

Ekspresi dari sikap dermawan ini ditunjukan dari kebaikan seseorang sebagai muslim. Misalnya, ia dapat unjuk kedermawanan sebagai hal yang bersifat tangible atau nyata dengan hartanya.

Islam menerangkan, bahwa aktivitas menanam, seperti pohon bisa dikategorikan sebagai perbuatan sedekah yang terpuji dan pelakunya memperoleh ganjaran dari Allah.

Betapa luas kasih sayang Allah, dan tidak membatasi muslimin yang berbuat baik kepada sesama muslim saja. Hal ini karena berbuat baik diperintahkan untuk disebarkan kepada seluruh manusia, dan bahkan seluruh makhluk hidup, tidak terlepas dari Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).

Sebaran yang luas inilah yang menjadi esensi dari kata dermawan.

"Dermawan Berqurban, Berkahnya Bahagiakan Dunia" menjadi tema selebrasi dan filantropi yang disebarluaskan Global Qurban-ACT pada 1440 Hijriah ini.

Urgensi kurban menjadi layak dibincang karena terdapat dua hal. Pertama, ada hak saudara seiman yang harus ditunaikan, dan ini layak menjadi perhatian utama kita untuk berkurban. Ini menjadi tujuan ke mana pergerakan filantropi secara masif hendak diarahkan.

Kedua, kita sebagai muslim bisa melihat peta dunia Islam, ke mana selebrasi kurban dialokasikan.

Di dalam negeri sendiri, banyak masyarakat Indonesia yang dilanda bencana dan penderitaan. Tanah air sendiri sedikitnya dihadapkan tantangan bencana kekeringan.

Di Jawa, seperti sebagian besar di wilayah Blora, Rembang, Wonogiri, Pati, Jepara, dan Grobogan di Jawa Tengah telah mengalami kekeringan diperkirakan berlangsung selama tujuh bulan.

Sedangkan di Jawa Timur sendiri terdapat 822 desa terancam kekeringan. Ada eskalasi yang meningkat dibandingkan tahun 2018 tercatat cuma 725 desa.

Paparan kawasan kekeringan meluas, dan jumlah penyandang masalah kekeringan juga meningkat.

Tak hanya melalui momen kurban, urgensi bantuan pangan untuk sesama juga selalu hadir di setiap harinya.

Hal ini mengakibatkan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menanggapi dengan penyediaan layanan makan gratis melalui program "Humanity Food Truck 2.0", dan generasi kedua armada "Humanity Food Truck".

Armada yang resmi beroperasi pada pertengahan Maret 2019, telah memberi ribuan porsi makanan gratis seperti armada "Humanity Food Truck" sebelumnya.

Dilengkapi dengan fungsi armada yang kian lengkap, "Humanity Food Truck 2.0" menjadi bagian ikhtiar kami untuk melayani penerima manfaat dengan maksimal.

Penulis:
Hafit T Mas'ud
Presiden Global Qurban
 

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019