Warga Desa Kedai Palak Kerambil meminta Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) agar serius menangani abrasi pantai, sehingga ke depan gelombang pasang tidak lagi menerjang rumah mereka.

“Kami sudah beberapa kali mengusulkan ke Pemkab Abdya agar di sepanjang bibir pantai desa kami dibangun break water (batu besar pemecah ombak), tapi sampai sekarang belum ditanggapinya,” kata Kepala Desa Kedai Palak Kerambil, Bainuddin di Blangpidie, Ahad.    

Bainuddin menyampaikan pernyataan tersebut saat dirinya bersama unsur Muspika Kecamatan Susoh menunjukkan sejumlah rumah warganya yang telah rusak berat akibat terjangan gelombang pasang Sabtu (20/7) malam.

Baca juga: 18 rumah di Abdya rusak diterjang gelombang pasang

Peristiwa gelombang pasang hingga memicu abrasi hebat di kawasan pesisir Kecamatan Susoh terjadi sekira pukul 21.00 WIB, dan menimbulkan dampak terhadap 14 rumah masyarakat Desa Kedai Palak Kerambil.

Menurut Bainuddin, dari 14 rumah warga yang masuk air laut dari arah dapur (belakang) enam rumah di antaranya mengalami rusak parah, terutama bagian dapur hancur akibat terjangan air laut.

Selain itu, gelombang laut juga memporak-porandakan tempat jemuran ikan milik nelayan, tempat pembuatan kapal tangkap, serta sejumlah kandang ternak milik warga desa tersebut juga hancur diterjang gelombang pasang.

Bainuddin mengaku pihak perangkat desanya sebelumnya telah berupaya meminta pemerintah daerah untuk membangun break water di sepanjang pantai terutama di belakang rumah warganya.

Baca juga: Cegah abrasi pantai meluas, BPBK Abdya pasang karung pasir

“Setiap ada musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) kecamatan kami sampaikan keluhan itu, termasuk ke sejumlah wartawan telah kami sampaikan tapi pemerintah daerah tidak meresponya, paling-paling mereka turun sebentar melihat lokasi, setelah itu diam,” ungkapnya.

Dulu, kata dia,  jarak rumah warganya dengan bibir pantai rata-rata 100 meter lebih. Berhubung tidak ada upaya membangun break water, maka setiap memasuki musim barat, gelombang pasang terjadi dan memicu abrasi.

“Sebelum abrasi anak-anak bisa main bola kaki di pantai belakang rumah warga itu, karena dulu lokasi pantainya luas,” ujarnya.

Baca juga: BPBA: Butuh konstruksi khusus tangani gelombang pasang di Aceh Barat

Namun, lanjut dia, sekarang bibir pantai tersebut sudah berada di dalam dapur rumah warga, dan bila tidak segera ditangani dengan serius maka bisa diprediksikan 30 rumah masyarakat ikut diterjang gelombang pasang.

“Menurut prediksi orangtua biasanya gelombang pasang ini terus terjadi hingga dua bulan mendatang, karena sekarang baru memasuki musim barat. Jadi, kami berharap, pemerintah agar mengambil langkah cepat untuk menanggulanginya,” pintanya.

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019