Wakil Bupati Kabupaten Aceh Utara, Fauzi Yusuf bersama tim meninjau langsung realisasi fisik pembangunan waduk dan bendungan Keureutoe di Gampong (Desa) Blang Pante, Kecamatan Payabakong, Senin (29/7) pagi.
Proyek raksasa itu diresmikan Presiden Joko Widodo pada 9 Maret 2015 dan termasuk satu dari 13 bendungan strategis di Indonesia, yang diharapkan mampu mencegah banjir, kemudian menjadi sumber air bersih, irigasi dan untuk pembangkit tenaga listrik.
Dalam kesempatan itu, Fauzi Yusuf mengatakan, peninjauan ini untuk melihat perkembangan terkini progres pembangunan bendungan dan waduk Keureutoe yang didanai lewat anggaran APBN sejak tahun 2015.
“Alhamdulillah pembangunannya terus berjalan sesuai dengan harapan kita semua, mudah-mudahan bisa secepatnya selesai bagi kemaslahatan masyarakat Aceh Utara,” harap Fauzi Yusuf.
Hasil peninjauan ke lokasi, sambung Fauzi Yusuf, pihak pelaksana saat ini sedang menyelesaikan pembangunan bendungan inti, selain itu juga menyelesaikan bagian-bagian lainnya dari proyek waduk raksasa tersebut.
Hasil koordinasi dengan pihak manajemen PT Brantas Abipraya, lanjut Fauzi, penyelesaian pembangunan waduk Keureutoe ini diperkirakan butuh waktu sekitar dua tahun lagi. Itu sesuai dengan kesepakatan waktu yang diberikan Kementerian Pekerjaan Umum (Balai Wilayah Sungai) dengan pelaksana proyek dimaksud.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara Amir Hamzah meneyebutkan, pembangunan waduk Keureutoe sudah mulai terlihat dampak positif bagi masyarakat, misalnya dalam hal debit banjir di daerah itu.
“Debit banjir mulai berkurang atau mengecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ini mungkin dampak positif yang sudah mulai dirasakan masyarakat, meski proyek itu belum selesai 100 persen,” sebut Amir Hamzah.
Dia berharap, jika pembangunan waduk sudah rampung 100 persen nantinya, maka dampak positif bagi masyarakat akan lebih besar dan lebih luas, bukan hanya dalam meminimalisir debit banjir, tetapi juga manfaat bagi irigasi pertanian, pembangkit listrik, juga bagi pengembangan wisata bahari.
Kunjungan Wabup Fauzi Yusuf ke lokasi waduk raksasa itu turut didampingi Kepala BPDB Aceh Utara Amir Hamzah, Kabid pada Dinas PUPR Ir. M Jafar, Kabag Humas Andree Prayuda, disambut jajaran manajemen proyek PT Brantas Abipraya selaku perusahaan pelaksana pekerjaan.
Bendungan Keureuto dibangun dengan sistem multiyears (tahun jamak) dengan total anggaran senilai Rp1,735 triliun, bendungan ini diharap dapat mengairi lahan pertanian seluas 9.420 hektare, mengurangi debit banjir sebesar 610 M³/detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 0,40 M³/detik dan menghasilkan listrik sebesar 5,00 MW.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Proyek raksasa itu diresmikan Presiden Joko Widodo pada 9 Maret 2015 dan termasuk satu dari 13 bendungan strategis di Indonesia, yang diharapkan mampu mencegah banjir, kemudian menjadi sumber air bersih, irigasi dan untuk pembangkit tenaga listrik.
Dalam kesempatan itu, Fauzi Yusuf mengatakan, peninjauan ini untuk melihat perkembangan terkini progres pembangunan bendungan dan waduk Keureutoe yang didanai lewat anggaran APBN sejak tahun 2015.
“Alhamdulillah pembangunannya terus berjalan sesuai dengan harapan kita semua, mudah-mudahan bisa secepatnya selesai bagi kemaslahatan masyarakat Aceh Utara,” harap Fauzi Yusuf.
Hasil peninjauan ke lokasi, sambung Fauzi Yusuf, pihak pelaksana saat ini sedang menyelesaikan pembangunan bendungan inti, selain itu juga menyelesaikan bagian-bagian lainnya dari proyek waduk raksasa tersebut.
Hasil koordinasi dengan pihak manajemen PT Brantas Abipraya, lanjut Fauzi, penyelesaian pembangunan waduk Keureutoe ini diperkirakan butuh waktu sekitar dua tahun lagi. Itu sesuai dengan kesepakatan waktu yang diberikan Kementerian Pekerjaan Umum (Balai Wilayah Sungai) dengan pelaksana proyek dimaksud.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara Amir Hamzah meneyebutkan, pembangunan waduk Keureutoe sudah mulai terlihat dampak positif bagi masyarakat, misalnya dalam hal debit banjir di daerah itu.
“Debit banjir mulai berkurang atau mengecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ini mungkin dampak positif yang sudah mulai dirasakan masyarakat, meski proyek itu belum selesai 100 persen,” sebut Amir Hamzah.
Dia berharap, jika pembangunan waduk sudah rampung 100 persen nantinya, maka dampak positif bagi masyarakat akan lebih besar dan lebih luas, bukan hanya dalam meminimalisir debit banjir, tetapi juga manfaat bagi irigasi pertanian, pembangkit listrik, juga bagi pengembangan wisata bahari.
Kunjungan Wabup Fauzi Yusuf ke lokasi waduk raksasa itu turut didampingi Kepala BPDB Aceh Utara Amir Hamzah, Kabid pada Dinas PUPR Ir. M Jafar, Kabag Humas Andree Prayuda, disambut jajaran manajemen proyek PT Brantas Abipraya selaku perusahaan pelaksana pekerjaan.
Bendungan Keureuto dibangun dengan sistem multiyears (tahun jamak) dengan total anggaran senilai Rp1,735 triliun, bendungan ini diharap dapat mengairi lahan pertanian seluas 9.420 hektare, mengurangi debit banjir sebesar 610 M³/detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 0,40 M³/detik dan menghasilkan listrik sebesar 5,00 MW.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019