Puluhan sopir dum truk di Kabupaten Bener Meriah melakukan pemblokiran terhadap proyek peningkatan jalan lintas Aceh Tengah-Bener Meriah yang menuju arah Bandara Rembele dari jalan alternatif pengunungan Bur Oregon, Sabtu.

Perwakilan para sopir dum truk, Ibni Faisal, kepada wartawan menuturkan pemblokiran tersebut dilakukan sebagai bentuk protes para sopir, karena merasa dibohongi oleh pihak kontraktor, yakni PT Irham Jaya, yang pernah berjanji akan memakai jasa angkutan dari para sopir, untuk membawa material proyek.

"Mereka sudah janji angkutan dari kita, kalau material terserah mau dari mana, tapi angkutannya dari kita. Sudah beberapa kali ada pertemuan, ada kesepakatan, janjinya seperti itu, sudah deal. Jadi rupanya di belakang kami dia kerjasama dengan pihak lain," tutur Ibni Faisal.

Baca juga: Pelanggar lalu lintas di Bener Meriah meningkat

Faisal menjelaskan seluruh sopir dum truk yang melakukan aksi protes tersebut berada di bawah naungan Koperasi Gayo Pratama Mandiri yang pada awalnya telah menjalin kesepakatan dengan pihak kontraktor PT Irham Jaya terkait penggunaan jasa angkut dum truk untuk membawa material proyek.

"Saya sebagai Ketua Pengawas di koperasi ini. Jadi kawan-kawan dum truk ini kan merasa gak puas, merasa dipermainkan, mereka menuntut janji," ujar Ibni Faisal.

Menurutnya, dalam aksi protes yang dilakukan itu ada sekitar 60 unit dum truk yang diterjunkan ke lokasi.

Baca juga: Populasi ternak sapi di Bener Meriah meningkat

Faisal menyebut para sopir akan melakukan pemblokiran sementara terhadap pekerjaan proyek peningkatan badan jalan sepanjang 3 Km itu, sampai ada kesepakatan kembali dengan pihak kontraktor pelaksana.

"Tuntutan kami intinya menagih janji. Jangan kami dibohongi, lebih baik kita nego kalau memang tidak cocok harga. Yang kedua kalau pun memang tidak cocok terus terang saja, jangan terus dijanjikan, jangan kami dipermainkan, caranya itu gak bagus," ucapnya.

Faisal menambahkan, ketidakpuasan para sopir adalah karena terus mengharapkan pekerjaan yang telah dijanjikan dan tak kunjung terealisasi, sementara para sopir harus berhadapan dengan tunggakan kredit kendaraan dum trum mereka.

Baca juga: Harga minyak serai wangi turun Rp227 ribu per kilogram

"Bahkan kami tanya apa sudah mulai kerja, belum katanya, sabar dulu. Terus begitu. Artinya kawan-kawan dum truk ini pun masalahnya hampir 70 persen ini punya tunggakan kredit," sebut Faisal.

Lanjutnya, sebelum ada kesepakatan lanjutan antara para sopir dengan pihak kontraktor pelaksana, tentang kesepakatan kerja dimaksud, maka para sopir akan tetap melakukan pemblokiran sementara terhadap pekerjaan proyek tersebut.

"Sampai ada kesepakatan. Besok pun (Minggu) kami masih akan turun ke lokasi," kata Faisal.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019