Faktor cuaca yang belum memasuki musim penghujan ikut mempengaruhi terhadap kualitas kopi yang berujung pada harga tampung kopi gayo kata salah seorang petani di Kabupaten Aceh Tengah.
Petani kopi gayo di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Win Rudi Bathin di Takeongon, Senin mengatakan untuk harga jual kopi jenis gelondongan saat ini masih berada di kisaran harga Rp100 ribu/kaleng atau setara 12 kg kopi biji merah.
"Tahun lalu pada saat panen puncak harga mencapai Rp140 ribu/kaleng, masa panen yang dimulai sejak awal September 2019 untuk harga jualnya masih di bawah standar,” katanya.
Menurutnya, harga jual biji kopi yang masih di bawah standar itu akibat dari kualitas hasil panen kopi yang belum maksimal, karena dipengaruhi faktor cuaca yang belum memasuki musim penghujan.
Win Ruhdi menjelaskan bahwa musim penghujan akan sangat mempengaruhi kualitas dari hasil panen kopi, agar buah kopi tidak terlalu kering dan menghasilkan banyak trase (Sampah).
Win Ruhdi mengatakan musim panen untuk kopi jenis arabica di Dataran Tinggi Gayo, berlangsung selama dua kali dalam setahun, yakni setiap memasuki bulan April dan September.
Dia berharap para petani kopi di daerah ini akan mendapatkan harga jual yang lebih baik, pada saat masa panen puncak kopi yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun ini atau memasuki bulan Desember 2019
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Petani kopi gayo di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Win Rudi Bathin di Takeongon, Senin mengatakan untuk harga jual kopi jenis gelondongan saat ini masih berada di kisaran harga Rp100 ribu/kaleng atau setara 12 kg kopi biji merah.
"Tahun lalu pada saat panen puncak harga mencapai Rp140 ribu/kaleng, masa panen yang dimulai sejak awal September 2019 untuk harga jualnya masih di bawah standar,” katanya.
Menurutnya, harga jual biji kopi yang masih di bawah standar itu akibat dari kualitas hasil panen kopi yang belum maksimal, karena dipengaruhi faktor cuaca yang belum memasuki musim penghujan.
Win Ruhdi menjelaskan bahwa musim penghujan akan sangat mempengaruhi kualitas dari hasil panen kopi, agar buah kopi tidak terlalu kering dan menghasilkan banyak trase (Sampah).
Win Ruhdi mengatakan musim panen untuk kopi jenis arabica di Dataran Tinggi Gayo, berlangsung selama dua kali dalam setahun, yakni setiap memasuki bulan April dan September.
Dia berharap para petani kopi di daerah ini akan mendapatkan harga jual yang lebih baik, pada saat masa panen puncak kopi yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun ini atau memasuki bulan Desember 2019
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019