New York (ANTARA) - Kurs dolar AS sedikit berubah terhadap sekeranjang mata uang utama pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena pelaku pasar mencerna perkembangan mengenai ketidakpastian Brexit.
Para pemimpin UE pada Rabu (23/10) mempertimbangkan apakah akan memberikan Inggris perpanjangan Brexit selama tiga bulan, dan Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan bahwa jika mereka melakukannya dia akan mengadakan pemilihan pada hari Natal.
Presiden Parlemen Eropa (EP) David Sassoli mengatakan penundaan baru untuk batas waktu Brexit "di atas meja."
"Setelah pemungutan suara Parlemen Inggris untuk memberikan lebih banyak waktu guna memeriksa perincian perjanjian penarikan dan keputusan Perdana Menteri Boris Johnson untuk menunda RUU setelah pemungutan suara, permintaan pemerintah Inggris untuk perpanjangan hingga 31 Januari tetap di atas meja," kata Sassoli dalam sebuah pernyataan.
Namun, masih ada banyak rintangan yang tersisa, dan kemampuan Johnson untuk memenuhi janji "lakukan atau mati" untuk mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa pada 31 Oktober diragukan, setelah parlemen menolak jadwal waktu tiga hari untuk memberlakukan persetujuannya.
Baik poundsterling maupun euro sedikit berubah di tengah ketidakpastian Brexit. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,03 persen menjadi 97,4966 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1127 dolar AS dari 1,1123 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2904 dolar AS dari 1,2882 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6851 dolar AS dari 0,6853 dolar AS.
Dolar AS dibeli 108,65 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,46 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9905 franc Swiss dari 0,9890 franc Swiss, dan jatuh ke 1,3077 dolar Kanada dari 1,3097 dolar Kanada.