Masyarakat dari lintas umur tersebut telah mulai berdatangan saat Shalat Magrib, dan terus berdatangan memenuhi halaman serta badan jalan di kawasan masjid untuk mendengar ceramah ustadz seribu umat tersebut. Ceramah dimulai sekitar pukul 20.45 WIB.
"Sembilan bulan saya tidak injakkan kaki di Aceh ini. Pertama sekali setelah sembilan bulan, saya ceramah di Aceh ini di Masjid KL (Keuchik Leumik)," kata UAS, memulai ceramahnya.
Menyambangi kembali daerah berjulukan "Serambi Mekkah" tersebut UAS berceramah tentang cara seseorang membalas kebaikan orang tua, baik orang tua yang telah meninggal dunia maupun yang masih hidup.
Kata UAS hal itu telah dilakukan Haji Harun Keuchik Leumik yang telah membangun Masjid Haji Keuchik Leumik tersebut, yang pahalanya terus mengalir ke orang tuanya.
Namun kata dia membalas kebaikan orang tua tidak hanya dengan cara membangun masjid, tetapi juga dapat dilakukan dengan cara yang lain dan pahalanya akan mengalir ke orang tua, salah satunya seperti sedekah.
"Kalau tidak sanggup bangun masjid untuk orang tua, baca Al Quran 30 juz hadiahkan pahalanya untuk orang tua kita, kalau tidak sanggup baca 30 juz maka baca (surah) Yasin, kalau tidak sanggup juga maka bacalah (surah) Al Fatihah, kalau tidak sanggup juga maka matilah," kata UAS, disambut ketawa jamaah.
"Kalau orang tua yang masih hidup, pulang dari sini beli makanan yang disukai, cium tangganya, kalau yang sudah meninggal maka besok pagi ziarah ke kuburnya," katanya, menambahkan.
Selain itu UAS juga berbicara tentang peran anak muda yang menjadi benteng terakhir dalam menyelamatkan dunia dari segala ancaman. Anak muda menjadi pemegang estafet penerus bangsa untuk menjaga agama Islam.
"Anak muda adalah benteng terakhir, anak muda adalah masjid kalau sudah ada masjid maka dibuatlah komunitas remaja masjid. Anak muda ini nanti yang akan mendirikan pesantren, mengundang ustadz, yang menyelamatkan bumi ini," katanya.