Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr Ceva Wicaksono Pitoyo mengatakan pengidap jantung dan diabetes memiliki risiko terpapar COVID-19 berat apabila tidak menjaga kondisi kesehatan dengan baik.
"Dalam kondisi saat kini buat semuanya yang masalah tadi agar menjaga kesehatan dan tetap terkontrol, termasuk kadar gula," katanya saat konferensi video di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan apabila kadar gula seseorang tinggi, hal itu disebabkan sel tubuh tidak bisa memakannya. sehingga ketika produksi makanan oleh badan mengandung gula atau dikonversi menjadi gula, maka makin tinggi di dalam darah. Sebab, tidak terpakai oleh sel di badan.
Ceva mengatakan bagi orang yang sebelum bulan puasa gula darahnya sudah tidak terkontrol dianjurkan tidak berpuasa termasuk orang menggunakan insulin lebih dari dua kali sehari. "Sebab kalau insulinnya lebih dari tiga kali tidak bisa. Mereka harus makan tiga kali pula," katanya.
Bagi penderita diabetes disarankan untuk tidak tidur segera setelah makan malam. Dengan kata lain, sebaiknya membiarkan selang waktu dua jam. Kemudian menghindari karbohidrat kompleks tepat sebelum tidur.
Sementara saat berbuka, ia menganjurkan penderita untuk mengonsumsi makanan kaya kandungan serat serta menghindari minuman bergula dan makanan yang terlalu berlemak.
"Mulai makan dengan sedikit saat berbuka, pilih yang kaya karbohidrat sederhana dan dapat diserap cepat oleh tubuh, misalnya minuman bebas gula dan tanpa kafein, kemudian kurma atau susu," katanya.
Ia mengatakan secara umum cara menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat selama berpuasa di tengah pandemi COVID-19 sama saja seperti biasanya. "Namun, yang perlu diingat adalah tetap menjaga imunitas tubuh agar tidak mudah tertular virus termasuk aktivitas sehari-hari," katanya.
Pengidap jantung dan diabetes berisiko COVID-19 berat
Kamis, 23 April 2020 17:06 WIB