Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo terlihat santai ketika menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR, Sidang Bersama DPR-DPD dan Pidato Kenegaraan di Ruang Sidang Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, kata pakar bahasa tubuh dan mikroekspresi Monica Kumalasari.
"Jokowi terlihat lebih santai dan relaks, membangun kontak mata dengan penonton yang hadir hampir setiap saat," kata Monica kepada ANTARA, Jumat.
Presiden kali ini mengenakan baju adat Sabu dari Nusa Tenggara Timur, yang menurut Monica bisa diartikan sebagai komitmen mendukung Indonesia yang punya kebudayaan beragam.
Pidato diawali Jokowi dengan menggunakan metafora mengenai kondisi pandemi lewat analogi komputer. Ia mengatakan, metafora adalah cara tercepat untuk menyampaikan pesan yang bisa diterima secara mudah oleh semua lapisan masyarakat.
Monica menangkap beberapa ekspresi mikro ketika Joko Widodo menyampaikan beberapa kalimat, termasuk emosi marah, sedih dan kesal.
Ketika menyampaikan soal perlunya memprioritaskan penguatan kapasitas SDM, pengembangan rumah sakit, balai kesehatan juga industri obat dan alat kesehatan, Monica melihat Jokowi menunjukkan gerak bibir dengan emosi kemarahan.
Campuran ekspresi antara marah, sedih dan kesal dapat dilihat ketika presiden bicara soal membangun ekosistem nasional kondusif untuk memperluas kesempatan kerja yang berkualitas.
Jokowi berkata, "Kita ingin semua harus bekerja. Kita ingin semua sejahtera."
Monica berpendapat, campuran emosi marah, sedih dan kesal secara subtil terlihat ketika presiden mengucapkan kata "sejahtera".
"Dari emosi bawah sadar yang ditampilkan tersebut, terlihat berkesuaian dengan berita yang sempat heboh saat Sidang kabinet 18 juni 2020 dimana Jokowi mengancam reshuffle kabinetnya, yaitu Kementerian Kesehatan dan Kemenko Perekonomian," katanya.
Satu hal lain yang dianalisis Monica adalah ketika Jokowi bicara soal kinerja Mahkamah Agung yang disebut sangat positif.
Jokowi berkata, "Keberhasilan MA tersebut juga berkat dukungan dari Komisi Yudisial sesuai kewenangannya”.
Monica menuturkan, "Pada kalimat ini muncul mikroeskpresi subtle dengan gerakan bibir yang menunjukkan ekspresi marah dan sedih. Ketidaksinkronan antara pesan verbal dengan non-verbal ini perlu dikaji lebih dalam lagi."
Mengulik ekspresi Presiden Jokowi saat berpidato di Sidang Tahunan MPR
Jumat, 14 Agustus 2020 14:03 WIB