Banda Aceh (ANTARA) - Forum Konservasi Leuser (FKL) menjumpai Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haythar melaporkan progres pembangunan Suaka Rhino Sumatera (SRS) di Kabupaten Aceh Timur yang saat ini dalam proses pembangunan.
Kepala Bagian Humas dan Kerja Sama Wali Nanggroe M Nasir Syamaun di Aceh Besar, Senin, mengatakan progres SRS tersebut disampaikan para pengurus Yayasan FKL.
M Nasir Syamaun mengatakan para pengurus FKL tersebut yakni Dedi Yansyah selaku koordinator program, Hertanto Korpid Bidang Perlindungan dan Murtadha Staf Perizinan.
"Mereka datang secara khusus untuk melaporkan perkembangan terkini progres dan kendala pembangunan suaka satwa dilindungi tersebut," kata M Nasir Syamaun.
Dalam pertemuan itu, Dedi Yansyah mengatakan pembangunan SRS sedang pra kondisi untuk pembangunan infrastruktur. Sekarang ini, akses ke SRS sudah bisa dilakukan.
"Luas fasilitas areal inti 600 hektare dan areal penyangganya yang kami usulkan dengan luas 7.600 hektare. Saat ini sedang dalam proses pengajuan hak pakai," kata Dedi Yansah.
Dedi menambahkan jika berpatokan pada dokumen-dokumen sudah ada dan jalannya proses pembangunan, dapat dilaporkan progres pembangunan SRS Aceh Timur sudah mencapai 80 persen.
"Memang ada sedikit kendala. Untuk mengatasi kendala itu, saat ini kami sedang melakukan pendekatan-pendekatan secara kemanusiaan,” kata Dedi Yansyah.
Menanggapi progres disampaikan Yayasan FKL tersebut, Wali Nanggroe menyatakan sangat mendukung pembangunan SRS Aceh Timur. Dukungan tersebut telah pernah juga disampaikan sebelumnya.
Rhino atau badak sumatra ini merupakan satwa kebanggaan orang Aceh. Saat ini, Aceh menjadi benteng terakhir keberlanjutan badak sumatra di Indonesia khususnya, dan di dunia pada umumnya, kata Wali Nanggroe.
"Saya minta pembangunan SRS Aceh Timur terus dilanjutkan," pungkas Wali Nanggroe seraya mengatakan dalam waktu dekat dirinya merencanakan berkunjung langsung ke lokasi pembangunan SRS di Aceh Timur.