Kondisi bangunan pasar sayur di Desa Meunasah Mesjid, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Aceh, terbengkalai sejak dibangun pada 2012 dengan menghabiskan anggaran Rp2,1 miliar dari dana otonomi khusus (otsus).
Dari pantauan di Lhokseumawe, Rabu, pasar sayur dan ikan terbengkalai tersebut sudah ditumbuhi semak belukar. Bahkan informasinya tempat tersebut menjadi sarang narkoba dan tempat mesum.
Kondisi gedung juga sangat memprihatinkan karena sebagian bangunan sudah rusak parah. Meskipun tidak difungsikan, Pemkot Lhokseumawe pada 2018 menganggarkan dana untuk merehabilitasi bangunan fisik yang sudah dijarah oleh oknum tak bertanggung jawab
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Lhokseumawe Mochamad Rizal mengatakan bangunan pasar sayur dan ikan tersebut dibangun pada 2012. Tujuan pembangunan dengan untuk merelokasi pedagang di Pasar Cunda Lhokseumawe.
"Tujuannya bangunan itu dibangun untuk merelokasi pedagang Cunda, namun dengan berbagai alasan, para pedagang ini tidak mau direlokasi, sehingga menyebabkan gedung tersebut tidak difungsikan hingga sekarang," katanya.
Mochamad Rizal menyebutkan, Pemerintah Kota Lhokseumawe sudah melakukan berbagai upaya untuk menghidupkan pasar sayur dan ikan tersebut, namun terkendala dengan infrastruktur pendukung seperti akses jalan dan lain sebagainya.
"Pasar ini sebenarnya sangat memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan daerah. Oleh sebab itu, kami juga membuka peluang untuk pihak ketiga yang ingin mengelola pengembangan pasar tersebut," katanya.
Mochamad Rizal mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan membentuk tim khusus yang akan mengkaji kembali upaya-upaya untuk menghidupkan pasar-pasar yang terbengkalai.
Terkait banyaknya material yang dijarah, Mochamad Rizal menyebutkan bahwa saat ini pihaknya sudah mencopot semua pintu besi yang tersisa di pasar sayur tersebut untuk diamankan agar tidak dijarah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Kami terus berupaya mencari alternatif agar pasar yang terbengkalai dapat difungsikan," katanya.