Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengaku sulit untuk membendung disinformasi terkait invasi Rusia di Ukraina.
“Ini sangat penting untuk diketahui oleh Indonesia. Indonesia adalah negara yang bebas, demokratis, itu lah mengapa tidak mudah untuk memblokir sumber-sumber disinformasi di sini,” kata Vasyl dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, disinformasi saat ini seperti senjata yang kejam yang dapat menjerumuskan masyarakat dan membuat mereka mendukung perang.
“Sementara perang itu sendiri sangat tidak manusiawi,” katanya.
Dia mengatakan saat ini perang masih terus berlangsung dan Rusia kian merangsek ke wilayah Barat, seperti kota Lviv, yang sebelumnya hanya terkonsentrasi di wilayah Timur dan beberapa di Selatan.
Saat ini, lanjut dia, di Ukraina Timur, Mariupol, telah dikelilingi dan diblokade tentara Rusia dari segala sisi, baik di darat maupun laut.
Vasyl menambahkan 90 kapal yang mengangkut gandum dan bahan makanan lain juga turut dihadang di Laut Hitam yang tidak hanya berdampak bagi Ukraina, tetapi juga bagi negara-negara lainnya.
“Ini dapat mengancam ketahanan pangan dunia, kelaparan di beberapa daerah, migrasi, dan ketidakstabilan politik di negara-negara di dunia,” katanya.
Selain itu, Vasyl mengatakan pihaknya tidak bisa menghitung secara pasti korban jiwa karena tentara Ukraina memboyong krematorium mobile untuk menghancurkan jenazah para korban.
“Rusia tidak hanya berkomitmen dalam kejahatan perang terhadap Ukraina, tetapi juga terhadap umat manusia,” katanya.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dalam keterangan pers mengatakan seluruh wilayah perkotaan di Mariupol telah sepenuhnya bersih dari Angkatan Bersenjata Ukraina dan tentara bayaran asing.
Dia menambahkan sisa-sisa pasukan perlawanan telah dikepung di dalam pabrik besi dan baja Azovstal dan sebanyak 1.464 personel militer Ukraina menyerah dalam pertempuran di Mariupol.