Blangpidie (ANTARA) - Petani kelapa sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai bergairah kembali seiring harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit milik dalam sepekan terakhir berangsur naik yakni dari Rp1.500 menjadi Rp1.700 per kilogram.
"Alhamdulillah, hari ini harga TBS kelapa sawit ditingkat petani ditampung oleh agen pengepul Rp1.700 per kilogram. Mudah-mudahan harga komoditi ini terus berangsur naik seperti lima bulan yang lalu, " kata salah seorang petani sawit di Kecamatan Babahrot, Abdya, Muslim Hasan di Blangpidie, Senin
Menurut Muslim, lima bulan lalu, harga TBS kelapa sawit di Kabupaten Abdya ditampung agen pengepul ditingkat petani mencapai Rp3 ribu per kilogram dan anjlok ke level terendah Rp800 per kilogram.
"Saat harga Rp3 ribu itu, seluruh kebun sawit rakyat baik di Kecamatan Kuala Batee, Babahrot, maupun di Kecamatan lain terawat dengan baik karena petani memiliki uang untuk beli pupuk dan obat-obatan," katanya
Menurut dia anjloknya harga tersebut mengakibatkan banyak kebun sawit rakyat di Abdya banyak tidak terawat lagi karena hasil produksi TBS yang dijual tidak cukup lagi untuk biaya perawatan termasuk harga pupuk di pasaran mengalami kenaikan.
Ia mengatakan sejak harga TBS mulai berangsur naik, perawatan kebun sawit secara rutin mulai diterapkan lagi oleh petani.
“Kita berharap harga ini terus naik seperti lima bulan lalu, yaitu Rp3 ribu/kg agar ekonomi petani di pedesaan menjadi meningkat," katanya.
Harapan serupa juga diutarakan petani kelapa sawit di Kecamatan Tangan, Tangan, Kabupaten Abdya, Yusuf
Ia menambahkan jika harga TBS naik, tidak hanya pemilik kebun yang diuntungkan, manfaatnya juga dirasakan oleh buruh tani dan pedagang penjual pupuk dan obat-obatan.
"Kalau TBS mahal, tentu gaji pekerja bisa kita tingkatkan lagi. Begitu juga dengan pupuk dan obat-obatan, kita punya biaya untuk membelinya walaupun harganya di naikkan. Tapi kalau sawit murah dengan apa kita beli pupuk,” katanya.