Jakarta (ANTARA) - Prancis dipenuhi talenta-talenta hebat yang mengantarkan mereka menjuarai Piala Dunia 2018, tetapi sayang beberapa di antara mereka termasuk duet lapangan tengah Paul Pogba dan N'golo Kante urung memperkuat lagi timnasnya karena cedera.
Pukulan terbesar terjadi pada beberapa hari sebelum kickoff ketika peraih Ballon d'Or edisi terbaru, Karim Benzema, juga urung dielus si ayam jantan, juga karena cedera.
Tetapi Prancis jalan terus dan menatap Piala Dunia dengan sama optimisnya dengan yang sudah-sudah, apalagi lawan pertama mereka dalam Piala Dunia 2022 di Qatar ini adalah Australia yang mungkin terlalu lemah untuk Prancis.
Dalam grup mereka, Grup D, Prancis kemungkinan melenggang ke 16 besar dalam status juara grup. Calon pendamping utamanya adalah Denmark, yang mungkin juga bisa mengejutkan dengan malah memuncaki grup ini.
Baca juga: Piala Dunia Qatar - Arab Saudi tumbangkan Argentina 2-1
Namun bisa saja situasi mendadak tak berpihak kepada Prancis akibat bencana cedera yang didera pemain-pemainnya yang bisa merusak konsentrasi tim.
Prancis juga perlu menghilangkan kendangan 2002 ketika mereka tumbang melawan debutan Senegal dalam pertandingan pertama Piala Dunia waktu itu, dalam situasi sama seperti sekarang, yakni mengawali kampanye mempertahankan gelar juara dunia.
Sebaliknya Australia memasuki putaran final Piala Dunia yang keempatnya dengan harapan semakin baik dari waktu ke waktu setelah nyaris tak mendapatkan jatah bertanding di Qatar karena harus melalui dahulu playoff antarbenua.
Baca juga: Piala Dunia Qatar - Ciptakan kejutan besar, Saudi tumbangkan Argentina 2-1
Socceroos akan mengerahkan semua sumber dayanya guna memastikan mereka bisa tinggal lebih lama dalam turnamen akbar ini.
Lima pertandingan terakhirnya yang tak pernah kalah memperlihatkan Australia mendapatkan kepercayaan diri yang baik saat menghadapi sang juara dunia, walaupun itu mungkin terlalu sulit untuk bisa mengalahkan Prancis.
Tetapi Socceroos pernah mengalahkan Prancis dalam Piala Konfederasi edisi 2001. Kini, tim asuhan Graham Arnold sudah mengulangi pencapaian besar dua puluh tahun silam itu.
Baca juga: Piala Dunia Qatar - 'Semesta mendukung' Saudi saat gulingkan Argentina
Prediksi sebelas pemain pertama
Prancis (4-2-3-1): Hugo Lloris; Benjamin Pavard, Dayot Upamecano, Ibrahima Konate, Lucas Hernandez; Aurelien Tchouameni, Adrien Rabiot; Ousmane Dembele, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe; Olivier Giroud
Australia (4-3-3): Mathew Ryan; Nathaniel Atkinson, Bailey Wright, Kye Rowles, Aziz Behich; Ajdin Hrustic, Aaron Mooy, Jackson Irvine; Mathew Leckie, Mitchell Duke, Craig Goodwin
Skenario pertandingan
Gawang Prancis sudah pasti akan kembali dijaga oleh kiper Tottenham Hotspur Hugo Lloris yang akan menciptakan rekor dalam hal lama menjaga gawang Prancis.
Tetapi pelatih Didier Deschamps sepertinya tidak akan mengambil risiko menurunkan sejak awal Raphael Varane yang masih rentan cedera, sekalipun dia menjadi salah satu tulang punggung yang membuat Prancis juara dunia empat tahun silam.
Tempat Varane akan ditempati Dayot Upamecano yang akan bahu membahu bersama Ibrahima Konate dalam melindungi Lloris di jantung pertahanan Prancis.
Keduanya akan dikawal dua bek sayap, yakni Lucas Hernandez di sektor kiri pertahanan, dan Benjamin Pavard di sebelah kanannya.
Prancis memasang formasi yang agresif dengan menempatkan Adrien Rabit dan Aurelien Tchouameni sebagai dua jangkar di tengah.
Mereka akan menjadi titik pangkal serangan untuk kuartet serang Ousmane Dembele, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe dan Olivier Giroud. Yang terakhir disebut ini akan menjadi ujung tombak di mana Mbappe akan berada tepat di belakangnya, sedangkan Dembel dan Griezmann akan berperan sebagai penyerang sayap.
Dengan formasi maut seperti ini, Prancis bukan saja berusaha menekan dan menyerang sepanjang pertandingan, tetapi juga ingin mencetak gol sebanyak mungkin, dan sekaligus membuat Australia berpikir dua kali untuk mencoba-coba menusuk balik Prancis.
Namun Socceroos sepertinya cenderung tidak tertarik mengambil strategi bertahan total.
Sebaliknya mereka akan memasang tiga gelandang untuk mengganggu kemapanan sektor tengah Prancis, dan menempatkan tiga pemain pengisi lini serang, paling tidak untuk merepotkan Prancis di sepertiga pertama sehingga kesulitan membangun serangan dari area ini.
Untuk itu, Ajdin Hrustic, Aaron Mooy, dan Jackson Irvine akan dipasang di lini tengah, sedangkan Mathew Leckie, Mitchell Duke, dan Craig Goodwin ditugaskan oleh pelatih Graham Arnold di sepertiga akhir untuk mencoba menciptakan gol dan mengganggu keseimbangan Prancis di lini belakangnya.
Kapten tim Matt Ryan sudah pasti menjadi pilihan utama tak tergantikan dalam menjaga gawang Australia.
Kye Rowles dan Bailey Wright akan tepat berada di depan Ryan. Sedangkan Nathaniel Atkinson dan Aziz Behich mengisi kedua sayap pertahanan.
Apakah mereka akan berhasil meredam tim serang Prancis, khususnya Kylian Mbappe, akan menjadi titik menarik dalam pertandingan ini.
Statistik penting kedua tim
- Kedua tim sudah pernah dua kali bertemu dalam ajang Piala Dunia, tepatnya pada 2018 yang dimenangkan Prancis.
- Sejauh ini Australia hanya pernah satu kali mengalahkan Prancis pada Piala Konfederasi 2001.
- Ini keikutsertaan ke-15 Prancis dalam Piala Dunia dan merupakan salah satu dari delapan negara yang pernah menjuarai Piala Dunia. Mereka kini menyandang status juara bertahan setelah menjadi kampiun dalam Piala Dunia 2018 usai mengalahkan Kroasia dalam final.
- Sejak 1998 Prancis sudah tiga kali mencapai final, yang merupakan terbanyak dalam periode waktu tersebut. Dan ini adalah putaran final Piala Dunia yang ketujuh kali berturut-turut bagi Prancis.
- Prancis dua kali juara dunia pada 1998 dan 2018, sekali menjadi runner up pada 2006, sekali finis urutan ketiga pada 1958, sekali urutan keempat pada 1982, tetapi pernah enam kali terhenti pada fase grup.
- Ini Piala Dunia keenam bagi Australia dan kelima berturut-turut. Sebelumnya empat kali cuma sampai fase grup pada 1974 dan tiga Piala Dunia terakhir, tetapi pernah mencapai 16 besar pada Piala Dunia 2006 di Jerman.