Katanga Baru (ANTARA) - Warga dari sejumlah desa pesisir Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang protes terhadap otoritas perusahaan perkebunan PT Raya Padang Langkat (Rapala) membuat parit gajah/isolasi menggunakan alat berat di pinggir jalan utama antar kecamatan berbatasan dengan kebun kelapa sawit milik perusahaan.
"Untuk hari ini pengerjaan parit isolasi PT Rapala sudah kita stop paksa. Kalau tidak dihentikan dampaknya bisa bahaya bagi pengendara karena dekat sekali dengan jalan lintas kecamatan," kata Syaiful Syahputra, seorang tokoh masyarakat Bendahara dihubungi, Minggu malam.
Selain itu, lanjut Syaiful kedalaman parit mencapai tiga meter sangat rawan bagi warga terutama anak-anak karena posisinya di pinggir jalan.
Dijelaskan paret yang digali PT Rapala milik Dinas PUPR. Tanah korekan dinaikan ke atas untuk buat tanggul pembatas kebun sawit disepanjang jalan Sungai Iyu-Upah. Terkait hal ini pihaknya sudah laporkan ke Pj Bupati Aceh Tamiang Meurah Budiman.
"Kalau perusahaan mau buat parit jangan lah ambil parit jalan punya PU. Saya sudah laporkan ini ke Pak Bupati, beliau sudah perintahkan kadis PUPR untuk turun ke lapangan," ujar pria yang juga menjabat datok penghulu (Kepala Desa) Desa Mesjid Sei Iyu, ini.
Menurut Syaiful Syahputra parit yang digali baru sekitar panjang 100 meter, tepatnya dari Desa Balai hingga Desa Lambung Blang.
"Tujuan mereka (PT Rapala) kalau kita lihat korek parit isolasi sedalam 3 meter dan sekaligus bangun tanggul yang tinggi untuk memisahkan diri dengan kampung sekitar. Sementara mereka tidak memikirkan dampak ke depan terhadap jalan lintas kecamatan," beber Syaiful Syahputra.
Hal senada dikatakan datok penghulu Desa Balai, Kecamatan Bendahara, Muhammad Nuh yang terkena imbas langsung dari aktivitas PT Rapala tersebut.
"Paritnya cukup dalam kalau orang masuk ke dalam parit gak bisa naik, apalagi hewan ternak warga," keluhnya.
M Nuh menyebut dampak perusahaan korek parit PUPR dan buat tanggul kebun bisa mengancam kerusakan jalan. Sebab, beram jalan jadi mengecil rawan longsor seperti jalan lintas Paya Raja sudah tidak ber-beram.
"PT Rapala sudah kerja mulai buat parit beberapa hari lalu menggunakan satu unit excavator, hari ini sampai ke kampung kita. Tidak ada musyawarah sama sekali, langsung kerja. Sama camat saja nggak ada lapor apalagi sama datok. Besok kabarnya Dinas PUPR mau turun kemari," tukas M Nuh.