Sebaliknya, kita dapat mengajar anak-anak kita bahwa tingkah laku adalah suatu pilihan dan menekankan mereka dapat belajar untuk membuat pilihan-pilihan yang lebih baik. Membuat pilihan yang buruk atau tingkah laku yang salah, tidak selalu berarti mereka adalah orang jahat, melainkan mereka membuat kesalahan dan perlu latihan serta pendampingan (coaching) lebih banyak untuk jadi lebih baik lain kali.
Frase Alternatif
Cobalah salah satu frase alternatif untuk mempertahankan fokus pada tingkah laku anak-anak Anda.
- Ibu tidak suka dengan tingkah laku seperti itu.
- Ibu tidak suka ketika kamu...karena...
- Kamu tidak boleh melakukan hal itu kepada...karena...
Berhentilah sejenak, tarik napas dalam-dalam, dan ucapkan kalimat semacam ini yang mempertahankan perhatian pada tingkah laku alih-alih kepribadiannya:
- Tidak benar lho kalau kamu merusak sesuatu yang bukan milikmu. Ibu benar-benar kesal karena kamu sudah melakukannya (perasaan-perasaan sendiri).
- Ibu tahu memang seru menggunakan gunting (empati), tapi bantal-bantal itu kan milik Ibu dan sekarang tidak dapat diperbaiki lagi (alasan).
- Mengapa kamu menggunting bantal-bantal itu? (memahami tujuan atau keperluan yang dipersepsikan).
Sekali Anda memahami tujuan mereka. Anda dapat menyarankan metode-metode alternatif untuk kesempatan lain, dan bila diperlukan, berikan peringatan yang adil tentang konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan dari pilihan anak-anak kita.
Kesimpulannya, selain menggunakan kata-kata Anda untuk mempertahankan perhatian pada tingkah laku anak, beri juga perhatian pada komunikasi nonverbal Anda seperti bahasa tubuh, nada suara, dan isyarat. Petunjuk nonverbal semacam ini sangat berkekuatan dan dapat mengalihkan makna dari kata-kata Anda.
Referensi: Seni Menjadi Orang Tua Hebat, 75 cara sederhana untuk membesarkan anak-anak yang bertumbuh ~ Erica Reischer, Ph.D
Baca juga: Psikolog ungkap alasan pasangan memilih untuk tidak punya anak