Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Dua satelit yakni Terra dan Aqua melakukan penyensoran dengan teknologi modis mendeteksi dua titik panas berada di Aceh.
"Petang ini tepat pukul 15.20 WIB, satelit memantau dua hotspot (titik panas) di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Kelas I Blang Bintang, Zakaria di Kabupaten Aceh Besar, Selasa.
Ia mengatakan, titik panas tersebut terdeteksi berada pada satu kabupaten/kota di provinsi yang terletak di bagian paling ujung utara dari Pulau Sumatera.
Titik panas ini terdeteksi di Aceh Timur atau lebih tepatnya pada dua kecamatan dengan masing-masing satu titik yakni Darul Aman dan Nurussalam
"Ada kemungkinan titik panas akan mucul bertambah banyak, mengingat beberapa hari ke depan wilayah di Aceh masih dilandan panas akibat puncak musim kemarau," katanya.
Pihaknya telah memperingatkan, sejumlah wilayah di Aceh baik di pesisir Timur, Barat, dan Selatan, agar mewaspadai kebakaran terutama di lahan gambut karena kemarau baru berakhir di September.
"Hutan dan lahan, terutama di kawasan bergambut, saat ini rawan terbakar. Masyarakat di Aceh, kami minta jangan membakar untuk membuka lahan atau kebun baru," tegas Zakaria.
Deputi Bidang Meteorogi BMKG, Yunus S Swarinoto telah mengingatkan, wilayah Aceh perlu mewaspadai kemunculan titik panas akibat meningkatnya intensitas cuaca kering selama musim kemarau.
Berdasarkan peta potensi kemudahan kebakaran yang ditinjau dari unsur cuaca, katanya maka masih menunjukkan wilayah di Aceh sangat mudah terjadi kebakaran.
"Meski begitu, kondisi cuaca tidak akan menyebabkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Jika tidak ada faktor manusia yang melakukan pembakaran," paparnya.