Komandan Lanal Lhokseumawe Letkol Laut (P) M Sjamsul Rizal, melalui Palaksa Lanal Lhokseumawe Letkol Laut (P) Ade Prasetia kepada wartawan di Pelabuhan Asean Krueng Geukuh, mengatakan, bahwa jenis hewan yang dilindungi dan hendak diselundupkan ke Thailand adalah Belangkas atau lebih dikenal Ketam Tapak Kuda.
Ungkapnya, pada hari Senin (30/10), pihak Lanal Lhokseumawe, berhasil memergoki satu unit kapal motor Sinar Mas 1, disekitar perairan Kuala Peunaga, Aceh Tamiang. Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan sebanyak 3.000 ekor Belangkas yang tersimpan dibawah dek kapal.
Serta dikapal yang sama juga ditemukan sebanyak 700 Kilogram siput serta 70 karung pukuk nipah yang ditaruh diatas dek kapal.
"Dari pengakuan tersangka mengatakan, bahwa hewan dan barang selundupan itu disimpan di bawah dek kapal. Sedangkan di atas dek disusun karung daun nipah, tujuannya untuk mengelabui petugas patroli laut. Kegiatan tersebut diduga sudah sering dilakukan sejak dua tahun lalu," ungkap Palaksa Lanal Lhokseumawe.
Sebanyak empat tersangka yang berhasil diamankan oleh peugas antara lain, masing-maisng berinisial PA (Nakhoda), serta tiga orang lainnya merupakan anak buah kapal yang berinisial US, AS dan EH. Semua tersangka tersebut adalah warga Aceh Tamiang, ujar Palaksa Lanal Lhokseumawe.
"Mereka mengaku hanya sebagai kurir dan bukan pemilik barang selundupan tersebut. Di dalam pengakuannya, mereka mengaku terpaksa melakukan kegiatan ilegal tersebut karena desakan ekonomi," jelas Letkol Laut (P) Ade P.
Sejumlah tersangka dan barang bukti akan dilakukan proses hukum lebuh lanjut. Lanal Lhokseumawe, akan bekerja sama dengan instansi yang berwenang menangani kasus tersebut dan akan menyerahkan barang bukti yang disita untuk pemeriksaan lebih lanjut, tutup Palaksa Lanal Lhokseumawe.
Belangkas atau Mimi, atau juga dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dikenal dengan nama Ketam Tapak Kuda (Tachipleus gigas).
Hewan tersebut merupakan biota laut yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri, karena ekstrak plasma darahnya (haemocyte lysate) banyak digunakan dalam studi biomedis dan lingkungan (Pelestarian, Pemanfaatan Sumberdaya Genetika Mimi Ranti dan Mimi Bulan, Miswar Budi Mulya).