"Contohnya seperti yang telah kami lakukan di pasar tradisional Kecamatan Babahrot. Begitu masuk pedagang dari Medan, Sumatera Utara, berjualan pakaian, pasar itu langsung hidup, dan berkembang," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan Abdya, Nazli di Blangpidie, Senin.
Nazli menyampaikan pernyataan tersebut ketika ditanya wartawan terkait upaya pemerintah daerah untuk menghidupkan dua pasar tradisional yang dibangun beberapa tahun lalu dengan anggaran miliaran rupiah, tapi hingga kini belum difungsikan secara maksimal.
Dua pasar tradisional yang belum difungsikan secara maksimal tersebut, yang pertama adalah pasar rakyat Setia Jaya yang berlokasi di Desa Lhang, Kecamatan Setia, dan yang kedua pasar tradisonal Sangkalan di Desa Lampoh Drien, Kecamatan, Susoh, Kabupaten Abdya.
"Jadi, sebelum kita datangkan pedagang luar tentu alangkah baiknya kita mencoba lagi mengajak masyarakat khususnya pedagang lokal untuk berjualan di pasar-pasar itu, sehingga pasar yang telah dibangun pemerintah bisa hidup, dan berkembang dimasa akan datang," tuturnya.
Ia berkata, dengan berkembangnya kedua pasar tersebut, tentu pendapatan ekonomi masyarakat khususnya para pedagang lokal akan menjadi meningkat, dan bahkan para kaum ibu-ibu dipedesaan menjadi mudah saat berbelanja kebutuhan rumah tangganya sehari-hari.
Oleh sebab itulah, Nazli sangat mengharapkan pada warga yang terdaftar agar segera menampati, dan berjualan di pasar itu, sekaligus ajak aparatur desa setempat untuk membuat Qanun Gampong (aturan desa) tentang larangan menjual ikan di jalan raya.
"Jadi, jika aturan desa itu sudah ada tentu para pedagang ikan tiap hari masuk pasar itu menjual dagangannya. Kemudian, ketua pasar dipilih yang betul-betul mengetahui tentang perdagangan, baru pasar rakyat itu hidup, dan berkembang," katanya menambahkan.
Dan jika para pedagang lokal masih juga enggan berjualan pada tempat yang sudah di sediakan tersebut, maka pihak Disperindagkop Abdya terpaksa mendatangkan pedagang luar untuk menempatinya, sehingga, pasar yang telah dibangun pemerintah itu tidak menjadi sia-sia.
"Jadi, biar seperti pepatah orang Aceh bilang, (Buya Krueng Teu Dong-Dong, Buya Tamong Meuraseuki) atau lebih dikenal dengan ungkapan `menjadi tamu dalam rumah sendiri`," demikian Nazli.