Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Langsa, Syafrizal di Langsa, Sabtu menuturkan, sejauh ini pihaknya mencatat terjadi peningkatan wisatawan lokal (domestik) yang berkunjung ke sejumlah objek wisata di daerah itu.
"Trend-nya terus meningkat jumlah kunjungan pelancong. Kita juga terus berbenah baik fasilitas maupun pelayanan kepada pengunjung," akunya.
Menurut dia, destinasi yang paling digemari pengunjung adalah ruang terbuka hijau (RTH) atau sering disebut hutan lindung yang terletak di Desa Paya Bujuk Seuleumak Kecamatan Langsa Baro.
Kemudian, kawasan hutan mangrove yang berada di Desa Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat atau hanya berjarak 5-8 kilo meter dari pusat Kota Langsa.
RTH Kota Langsa, lanjut dia, terdapat penakaran buaya, rusa, ular dan hewan lain sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sebagai wisata edukasi bagi keluarganya.
Begitu pula dengan kawasan hutan mangrove. Selain menikmati panorama alam, pengunjung juga dapat mengetahui tentang ekosistem hutan bakau yang populasinya beraneka ragam.
"Kedua objek itu memang dikemas menjadi wisata edukasi sehingga masyarakat bisa berlibur bersama kekuarga dan mendapat pengetahuan baru," papar Syafrizal.
Dikatakan, Wali Kota Langsa Usman Abdullah memang menggalakkan promosi objek wisata di daerah itu. Sektor pariwisata menjadi salah satu ikon promosi daerah sehingga mampu menggaet masuknya investor.
Amatan wartawan, pengunjung di lokasi ruang terbuka hijau, antusias melihat bangunan rumah adat Aceh yang terletak diujung lahan yang berbatasan dengan perkebunan milik PTPN I Persero tersebut.
Rahman (36), warga Aceh Tamiang yang sedang berada di RTH Kota Langsa menuturkan, memboyong keluarganya untuk berlibur akhir pekan di objek wisata hutan lindung tersebut.
"Sudah dua kali ke lokasi ini. Anak-anak suka karena ada penakaran buaya, rusa dan hewan lainnya di sini. Disamping tersedia pula aneka kuliner," tutur ayah dua anak ini.